بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
.com/blogger_img_proxy/
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Nabi Adam As. Bagian 9

.com/blogger_img_proxy/.com/blogger_img_proxy/

بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم


Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم. Hujan itu adalah rahmat dari Allah Swt., jadi kalau hujan tiap hari jangan ngeluh ya, kawan. Bersyukur aja, mudah2an kita termasuk orang yang dirahmati oleh Allah Swt. امين J

Kisah Nabi Adam ‘as. kali ini adalah bagian terakhir dari seluruh bagian Kisah Nabi Adam yang udah ane post sebelumnya. الحمدلله .
Di bagian terakhir ini ane akan coba bahas tentang Kematian dan Wasiat Adam untuk Syaits, Anaknya serta Usia Nabi Adam dan Masa Tinggalnya di Bumi. Yuuk, kita simak selengkapnya.

.com/blogger_img_proxy/
Nabi Adam 'as


Kematian dan Wasiat Adam Untuk Syaits
Syaits artinya pemberian Allah. Adam dan Hawa memberi nama seperti itu karena Syaits diberikan Allah pada keduanya setelah Habil dibunuh.

Abu Dzar[47] menuturkan dalam hadits yang ia dengar dari Rasulullah Saw., “Sungguh, Allah menurunkan 104 lembaran, 50 di antaranya Allah turunkan kepada Syaits.”[48]

Muhammad bin Ishaq menyatakan, “Saat sekarang, Adam berwasiat kepada anaknya, Syaits, mengajarkan saat-saat pada malam dan siang hari, mengajarkan ibadah apa saja pada saat-saat itu, dan memberitahukan padanya setelah itu akan terjadi banjir besar.”

Menurut salah satu sumber, nasab seluruh keturunan Adam saat ini bermuara pada Syaits. Anak-anak Adam selain Syaits punah dan lenyap. Wallâhu a’lam.

Saat Adam meninggal dunia—pada hari Jum’at—para malaikat datang dengan membawakan kamper dan kafan dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari surga. Merka mengucapkan takziyah kepada putra sekaligus penerima wasiat Adam, Syaits. Ibnu Ishaq menuturkan, “Terjadi gerhana matahari dan bulan selama tujuh hari tujuh malam (saat Adam meninggal dunia).”

Abdullah bin Imam Ahmad menyatakan, “Hadbah bin Khalid bercerita kepada kami, Hammad bin Salamah bercerita kepada kami, dari Humaid, dari Hasan, dari Yahya—bin Dhamrah As-Sa’di, ia menuturkan, ‘Aku melihat seorang syaikh berbicara di Madinah, aku menanyakan siapa orang itu. Orang-orang menjawab, ‘Dia Ubai bin Ka’ab.’ Ia berkata, ‘Saat menjelang wafat, Adam berwasiat kepada anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku! Sungguh, aku menginginkan buah surga.’ Mereka kemudian pergi mencari-cari buah yang diinginkan sang ayah. Para malaikat yang tengah membawa kain kafan dan kamper untuk Adam berpapasan dengan mereka yang sedang membawa kapak, sekop dan keranjang. Para malaikat bertanya, ‘Wahai anak-anak Adam! Kalian mau mencari apa?’ Atau, ‘Apa yang kalian mau dan kalian hendak ke mana?’ Mereka menjawab, ‘Ayah kami sakit dan menginginkan buah-buahan surga.’ Para malaikat berkata, ‘Pulanglah, ayah kalian sudah hampir meninggal dunia.’”
h[44][45][46][47][48]
Mereka pun pulang, lalu Hawa melihat para malaikat. Hawa mengenali mereka dan langsung memeluk Adam. Adam berkata, ‘Menjauhlah dariku karena aku ada sebelum kau ada. Biarkan saja aku bersama para malaikat Rabb-ku ‘Azza wa Jalla.’ Para malaikat kemudian mencabut nyawa Adam, memandikan, mengafani dan memberinya kamper. Setelah itu mereka menggali liang lahad untuknya, menyalati jenazahnya, kemudian memasukkannya ke liang kubur, setelah itu mereka memendamnya dengan tanah. Para malaikat kemudian berkata, ‘Wahai anak-anak Adam. Inilah syariat kalian.’” Sanad hingga Ubai bin Ka’ab ini shahih.[49]

Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Syaiban bin Farukh, dari Muhammad bin Ziyad, dari Maimun bin Mihram, dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. bersabda, “Para malaikat bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Adam, Abu Bakar bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Fatimah, Umar bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Abu Bakar, dan Shuhaib bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Umar.”[50]

Ibnu Asakir mengatakan, “Selain dari Ibnu Abbas, hadits ini juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, yang juga disebutkan melalui Maimun.”

Usia Nabi Adam dan Masa Tinggalnya di Bumi
Ulama berbeda pendapat terkait lokasi pemakaman Adam. Menurut riwayat yang masyhur, Adam dimakamkan di dekat sebuah gunung di India, tempat ia diturunka dari surga. Menurut sumber lain, Adam dimakamkan di gunung Abu Qubais,[51] Mekkah. Sumber lain menyebutkan, sebelum banjir besar terjadi, Nuh memindahkan jasad Adam dan Hawa dalam sebuah peti, setelah itu ia makamkan di Baitul Maqdis, seperti yang disampaikan Ibnu Jarir.

Ibnu Asakir meriwayatkan dari sebagian salaf, ia mengatakan, “Kepala Adam berada di Masjid Ibrahim, sementara  kedua kakinya berada di Shakrah Baitul Maqdis. Adam meninggal dunia setahun setelah Hawa meninggal.”

Ulama berbeda pendapat tentang berapa usia Adam. seperti telah disebutkan dalam hadits marfu’ dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah sebelumnya, umur Adam seribu tahun seperti yang tertulis dalam Lauhul Mahfuzh.

Riwayat ini tidak bisa ditentang dengan penjelasan kitab Taurat yang menyebut 930 tahun, karena perkataan Ahli Kitab ini diragukan dan tertolak karena berseberangan dengan kebenaran yang ada pada kita, kebenaran terjaga yang bersumber dari Al-Ma’shum Saw.

Disamping itu, pernyataan Ahli Kitab ini bisa diselaraskan dengan penjelasan dalam hadits Nabi Saw. sebagai berikut; penjelasan dalam kitab Taurat—dengan asumsi terjaga—diartikan sebagai batas waktu selama Adam berada di bumi setelah diturunkan dari surga, yaitu selama 930 tahun dan jika dihitung berdasarkan kalender qamariyah (lunar system) berjumlah 957 tahun, ditambah 43 tahun Adam berada di surga sebelum diturunkan berdasarkan penjelasan Ibnu Jarir dan lainnya. Dengan demikian, jumlah keseluruhan mencapai seribu tahun.

Atha’ Al-Khurasani[52] menyatakan, “Saat Adam meninggal dunia, seluruh makhluk menangisinya selama tujuh hari.” (HR. Ibnu Asakir).

Setelah Adam meninggal dunia, tugas-tugas keagamaan dijalankan anaknya, Syaits. Ia adalah seorang nabi berdasarkan nash hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya. Diriwayatkan dari Abu Dzar secara marfu’, lima puluh lembaran diturunkan padanya.

Setelah Syaits meninggal dunia, tugas keagamaan dilaksanakan anaknya, Anusy, sepeninggalnya digantikan anaknya, Qanin, sepeninggalnya digantikan anaknya, Mahlayil yang oleh kalangan Persia dinyatakan sebagai penguasa tujuh kawasan. Ia adalah orang pertama yang menebang pohon, membangun perkotaan dan benteng-benteng besar. Dialah yang membangun kota Babilonia dan kota Sus Al-Aqsha,[53] mengalahkan Iblis dan para pasukannya, mengusir mereka ke ujung-ujung bumi dan perbukitan, membunuh para jin pembangkang. Ia memiliki mahkota besar, serong berkhutbah di hadapan banyak orang, dan kekuasaannya bertahan selama 40 tahun.

Setelah Mahlayil meninggal dunia, tugas keagamaan digantikan anaknya, Yarid. Saat sekarat, Yarid berwasiat kepada anaknya Khanukh, yang menurut riwayat masyhur dia adalah Idris.







الحمدلله رب العلمين






[47] Jundub bin Junadah bin Sufyan bin Ubaid bin Haram Al-Ghifari, meninggal dunia tahun 32 H. (Asadul Ghâbah, I/358).
[48] HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya. Uqbah menyatakan, “Dalam sanad ini terdapat perawi yang bernama Ibrahim bin Hisyam bin Yahya Al-Ghassani. Abu Hatim dan lainnya mengomentari, ‘Ia pendusta.’” Baca: Mawâriduzh Zham’ân ilâ Zawâ’id Ibni Hibban, Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar Al-Haitsami, Bab: Bertanya untuk tambahan ilmu. (52-54).
[49] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (V/136).
[50] Disebutkan Suyuthi dalam Al-Fatḫul Kabîr (II/316).
[51] Gunung tinggi mengarah ke tanah Haram.
[52] Atha’ bin Abu Muslim Abdullah Al-Khurasani (Syadzarâtudz Dzahab (I/192), Thabaqâtul Huffâzh, Hal: 60).
[53] Sebuah wilayah di berkataan Khurasan, di sana terdapat makan nabi Daniel. (Mu’jamul Buldân, III/208).

Related Posts :

0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 9"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.