بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم
Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم. Hujan
itu adalah rahmat dari Allah Swt., jadi kalau hujan tiap hari jangan ngeluh ya,
kawan. Bersyukur aja, mudah2an kita termasuk orang yang dirahmati oleh Allah
Swt. امين
J
Kisah Nabi Adam ‘as. kali ini adalah bagian terakhir dari seluruh
bagian Kisah Nabi Adam yang udah ane post sebelumnya. الحمدلله .
Di bagian terakhir ini ane akan coba bahas tentang Kematian dan Wasiat
Adam untuk Syaits, Anaknya serta Usia Nabi Adam dan Masa Tinggalnya di Bumi.
Yuuk, kita simak selengkapnya.
Kematian dan Wasiat Adam Untuk Syaits
Syaits artinya pemberian Allah. Adam dan Hawa memberi nama seperti itu
karena Syaits diberikan Allah pada keduanya setelah Habil dibunuh.
Abu Dzar[47]
menuturkan dalam hadits yang ia dengar dari Rasulullah Saw., “Sungguh, Allah
menurunkan 104 lembaran, 50 di antaranya Allah turunkan kepada Syaits.”[48]
Muhammad bin Ishaq menyatakan, “Saat sekarang, Adam berwasiat kepada
anaknya, Syaits, mengajarkan saat-saat pada malam dan siang hari, mengajarkan
ibadah apa saja pada saat-saat itu, dan memberitahukan padanya setelah itu akan
terjadi banjir besar.”
Menurut salah satu sumber, nasab seluruh keturunan Adam saat ini
bermuara pada Syaits. Anak-anak Adam selain Syaits punah dan lenyap. Wallâhu
a’lam.
Saat Adam meninggal dunia—pada hari Jum’at—para malaikat datang dengan
membawakan kamper dan kafan dari sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari surga. Merka
mengucapkan takziyah kepada putra sekaligus penerima wasiat Adam, Syaits. Ibnu
Ishaq menuturkan, “Terjadi gerhana matahari dan bulan selama tujuh hari tujuh malam
(saat Adam meninggal dunia).”
Abdullah bin Imam Ahmad menyatakan, “Hadbah bin Khalid bercerita kepada
kami, Hammad bin Salamah bercerita kepada kami, dari Humaid, dari Hasan, dari
Yahya—bin Dhamrah As-Sa’di, ia menuturkan, ‘Aku melihat seorang syaikh
berbicara di Madinah, aku menanyakan siapa orang itu. Orang-orang menjawab,
‘Dia Ubai bin Ka’ab.’ Ia berkata, ‘Saat menjelang wafat, Adam berwasiat kepada
anak-anaknya, ‘Wahai anak-anakku! Sungguh, aku menginginkan buah surga.’ Mereka
kemudian pergi mencari-cari buah yang diinginkan sang ayah. Para malaikat yang
tengah membawa kain kafan dan kamper untuk Adam berpapasan dengan mereka yang
sedang membawa kapak, sekop dan keranjang. Para malaikat bertanya, ‘Wahai
anak-anak Adam! Kalian mau mencari apa?’ Atau, ‘Apa yang kalian mau dan kalian
hendak ke mana?’ Mereka menjawab, ‘Ayah kami sakit dan menginginkan buah-buahan
surga.’ Para malaikat berkata, ‘Pulanglah, ayah kalian sudah hampir meninggal
dunia.’”
h[44][45][46][47][48]
Mereka pun pulang, lalu Hawa melihat para malaikat. Hawa mengenali
mereka dan langsung memeluk Adam. Adam berkata, ‘Menjauhlah dariku karena aku
ada sebelum kau ada. Biarkan saja aku bersama para malaikat Rabb-ku ‘Azza wa
Jalla.’ Para malaikat kemudian mencabut nyawa Adam, memandikan, mengafani dan
memberinya kamper. Setelah itu mereka menggali liang lahad untuknya, menyalati
jenazahnya, kemudian memasukkannya ke liang kubur, setelah itu mereka
memendamnya dengan tanah. Para malaikat kemudian berkata, ‘Wahai anak-anak
Adam. Inilah syariat kalian.’” Sanad hingga Ubai bin Ka’ab ini shahih.[49]
Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Syaiban bin Farukh, dari Muhammad
bin Ziyad, dari Maimun bin Mihram, dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. bersabda,
“Para malaikat bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Adam, Abu Bakar
bertakbir empat kali (saat menyalati jenazah) Fatimah, Umar bertakbir empat
kali (saat menyalati jenazah) Abu Bakar, dan Shuhaib bertakbir empat kali (saat
menyalati jenazah) Umar.”[50]
Ibnu Asakir mengatakan, “Selain dari Ibnu Abbas, hadits ini juga
diriwayatkan dari Ibnu Umar, yang juga disebutkan melalui Maimun.”
Usia Nabi Adam dan Masa Tinggalnya di Bumi
Ulama berbeda pendapat terkait lokasi pemakaman Adam. Menurut riwayat
yang masyhur, Adam dimakamkan di dekat sebuah gunung di India, tempat ia
diturunka dari surga. Menurut sumber lain, Adam dimakamkan di gunung Abu
Qubais,[51]
Mekkah. Sumber lain menyebutkan, sebelum banjir besar terjadi, Nuh memindahkan
jasad Adam dan Hawa dalam sebuah peti, setelah itu ia makamkan di Baitul
Maqdis, seperti yang disampaikan Ibnu Jarir.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari sebagian salaf, ia mengatakan, “Kepala
Adam berada di Masjid Ibrahim, sementara
kedua kakinya berada di Shakrah Baitul Maqdis. Adam meninggal
dunia setahun setelah Hawa meninggal.”
Ulama berbeda pendapat tentang berapa usia Adam. seperti telah
disebutkan dalam hadits marfu’ dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah sebelumnya,
umur Adam seribu tahun seperti yang tertulis dalam Lauhul Mahfuzh.
Riwayat ini tidak bisa ditentang dengan penjelasan kitab Taurat yang
menyebut 930 tahun, karena perkataan Ahli Kitab ini diragukan dan tertolak
karena berseberangan dengan kebenaran yang ada pada kita, kebenaran terjaga
yang bersumber dari Al-Ma’shum Saw.
Disamping itu, pernyataan Ahli Kitab ini bisa diselaraskan dengan
penjelasan dalam hadits Nabi Saw. sebagai berikut; penjelasan dalam kitab
Taurat—dengan asumsi terjaga—diartikan sebagai batas waktu selama Adam berada
di bumi setelah diturunkan dari surga, yaitu selama 930 tahun dan jika dihitung
berdasarkan kalender qamariyah (lunar system) berjumlah 957 tahun,
ditambah 43 tahun Adam berada di surga sebelum diturunkan berdasarkan
penjelasan Ibnu Jarir dan lainnya. Dengan demikian, jumlah keseluruhan mencapai
seribu tahun.
Atha’ Al-Khurasani[52]
menyatakan, “Saat Adam meninggal dunia, seluruh makhluk menangisinya selama
tujuh hari.” (HR. Ibnu Asakir).
Setelah Adam meninggal dunia, tugas-tugas keagamaan dijalankan anaknya,
Syaits. Ia adalah seorang nabi berdasarkan nash hadits yang diriwayatkan Ibnu
Hibban dalam kitab Shahih-nya. Diriwayatkan dari Abu Dzar secara marfu’,
lima puluh lembaran diturunkan padanya.
Setelah Syaits meninggal dunia, tugas keagamaan dilaksanakan anaknya,
Anusy, sepeninggalnya digantikan anaknya, Qanin, sepeninggalnya digantikan
anaknya, Mahlayil yang oleh kalangan Persia dinyatakan sebagai penguasa tujuh
kawasan. Ia adalah orang pertama yang menebang pohon, membangun perkotaan dan
benteng-benteng besar. Dialah yang membangun kota Babilonia dan kota Sus
Al-Aqsha,[53]
mengalahkan Iblis dan para pasukannya, mengusir mereka ke ujung-ujung bumi dan
perbukitan, membunuh para jin pembangkang. Ia memiliki mahkota besar, serong
berkhutbah di hadapan banyak orang, dan kekuasaannya bertahan selama 40 tahun.
Setelah Mahlayil meninggal dunia, tugas keagamaan digantikan anaknya,
Yarid. Saat sekarat, Yarid berwasiat kepada anaknya Khanukh, yang menurut
riwayat masyhur dia adalah Idris.
الحمدلله رب العلمين
[47] Jundub
bin Junadah bin Sufyan bin Ubaid bin Haram Al-Ghifari, meninggal dunia tahun 32
H. (Asadul Ghâbah, I/358).
[48] HR.
Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya. Uqbah menyatakan, “Dalam sanad ini
terdapat perawi yang bernama Ibrahim bin Hisyam bin Yahya Al-Ghassani. Abu
Hatim dan lainnya mengomentari, ‘Ia pendusta.’” Baca: Mawâriduzh Zham’ân ilâ
Zawâ’id Ibni Hibban, Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar Al-Haitsami, Bab:
Bertanya untuk tambahan ilmu. (52-54).
[49] HR.
Ahmad dalam Musnad-nya (V/136).
[50]
Disebutkan Suyuthi dalam Al-Fatḫul Kabîr (II/316).
[51] Gunung tinggi
mengarah ke tanah Haram.
[52] Atha’
bin Abu Muslim Abdullah Al-Khurasani (Syadzarâtudz Dzahab (I/192), Thabaqâtul
Huffâzh, Hal: 60).
[53] Sebuah
wilayah di berkataan Khurasan, di sana terdapat makan nabi Daniel. (Mu’jamul
Buldân, III/208).
0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 9"
Post a Comment
Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.