بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Nabi Adam As. Bagian 5

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah

 
بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم
Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلام عليكم kawan blogger sekalian. Semoga kalian semua yang mampir ke blog ini diberi kesehatan, rizki yang baik, umur yang berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat. امين.
Sebelumnya ane ucapin terima kasih buat para blogger yang udah bersedia mampir, entah baca atau cuma salah pencet link...   -_-‘

Oke deh, melanjutkan postingan ane yang sebelumnya, masih di Kisah Para Nabi – Kisah Nabi Adam As. Buat shahib yang ketinggalan kisahnya bisa liat ja langsung di sini mulai dari Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3, Bagian4. Banyak banget bagiannya... Hhee... Sekarang ane mu lanjutin kisahnya di sini. “Nabi Adam As. Bagian 5”. Simak baik-baik ya shab.. :D
Bai'a Syar'i - Qishash al-Anbiya
Qishash al-Anbiya

Nabi Adam dan Ibunda Hawa Bertaubat

“Rabb menyeru mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’ Keduanya berkata, ‘Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan member rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.’” (Al-A’râf, 7 : 22-23).

Kata-kata ini diucapkan Adam sebagai pengakuan, taubat, merendahkan diri, tunduk dan permohonan kepada Allah di saat yang amat diperlukan. Siapa pun di antara keturunan Adam yang menempuh jalah yang sama ketika melakukan kesalahan dan dosa, pasti akan berakibat buruk, baik di dunia maupun di akhirat.

“(Allah) berfirman, ‘Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.’” (Al-A’râf, 7 : 24). Pesan ini disampaikan kepada Adam, Hawa, dan Iblis. Menurut salah satu pendapat, termasuk untuk ular yang membujuk Hawa memakan buah pohon terlarang. Mereka semua diperintahkan untuk turun dari surga dalam kondisi mereka saling memusuhi satu sama lain. Adanya ular dalam kisah Adam ini diperkuat oleh riwayat dari Rasulullah Saw., beliau memerintahkan untuk membunuh ular dan bersabda, “Kita tidak berdamai dengan mereka sejak kita memerangi mereka.”[31]

Firman Allah Swt. dalam surah Thâhâ, “Dialah (Allah) berfirman, ‘Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain.” (Thâhâ, 20 : 123). Perintah ini ditujukan untuk Adam dan Iblis. Adam kemudian mengajak Hawa, sementara Iblis mengajak ular. Menurut pendapat lain, perntah ini ditujukan untuk mereka semua dalam bentuk tatsniyah (kata ganti untuk dua orang), sama seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt., “Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.” (Al-Anbiyâ’, 21 : 78). Yang benar, kata ganti jamak diberlakukan untuk kata ganti dua orang dalam ayat ini, karena putusan hukum memerlukan dua orang; pihak pelapor dan pihak terlapor. Seperti disebutkan dalam firman Allah Swt., “Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.” (Al-Anbiyâ’, 21 : 78).

Terkait pengulangan kata “turun” dalam surah Al-Baqarah berikut, “Lalu setan memperdayakan keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, ‘Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.’ Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima taubatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. Kami berfirman, ‘Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.’” (Al-Baqarah, 2 : 36-39).

Sebagian mufassir menyatakan, maksud “turun” yang pertama adalah turun dari surga ke langit paling bawah, dan “turun” yang kedua adalah dari langit paling bawah ke dunia. Pendapat ini lemah, karena terkait “turun” yang pertama, Allah Swt. berfirman, “Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.” Ini menunjukkan, mereka diturunkan ke bumi. Wallâhu a’lam.

Yang benar, Allah mengulang kata tersebut meski pada dasarnya sama, dan mengaitkan hukum tersendiri untuk setiap katanya. Pada kata “turun” yang pertama Allah mengaitkan permusuhan di antara mereka, sementara untuk kata “turun” yang kedua, Allah mensyaratkan siapa pun di antara mereka mengikuti petunjuk yang Allah turunkan setelah semua kejadian itu, dialah orang yang beruntung. Sebaliknya, siapa yang menentang petunjuk Allah, dialah orang yang sengsara. Gaya bahasa seperti ini banyak digunakan dalam Al-Qur’an.

Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari Mujahid, ia menyatakan, “Allah mengutus dua malaikat untuk mengeluarkan Adam dan Hawa dari dekat-Nya. Jibril kemudian melepas tiara dari kepala Adam dan Mikail melepas mahkota dari keningnya, dahan sebuah pohon kemudian mengait (rambutnya saat melarikan diri) hingga Adam mengira hukuman disegerakan untuknya. Adam menundukkan kepala dengan mengatakan, ‘Ampun, ampun,’ Allah berfirman, ‘Apa kau melarikan diri dari-Ku?’ Adam menjawab, ‘(Bukan), tapi aku malu pada-Mu, wahai Penolongku!’”

Al-Auza’i[32] meriwayatkan dari Hassan bin Athiyah, ia mengatakan, “Adam berada di surga selama seratus tahun—riwayat lain menyebut 60 tahun, menangisi surga selam 70 tahun, menangisi kesalahannya selama 70 tahun, dan menangisi anaknya kala dibunuh selama 40 tahun.” (HR. Ibnu Asakir).

Lokasi Diturunkannya Nabi Adam
Ibnu Abi Hatim menuturkan, “Abu Zur’ah bercerita kepada kami, Utsman bin Abi Syaibah bercerita kepada kami, Jarir bercerita kepada kami, dari Sa’id, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, ‘Adam diturunkan di sebuah tempat bernama Dahna, tepat di antara Mekkah dan Thaif.’” Diriwayatkan dari Hasan, ia menuturkan, “Adam diturunkan di India, Hawa di Jeddah, Iblis di Dustumyan, beberapa mil dari Bashrah, dan ular diturunkan di Asbahan.” (HR. Ibnu Abi Hatim).

As-Suddi menuturkan, “Adam diturunkan di India bersamaan dengan Hajar Aswad dan segenggam dedaunan surga. Dedaunan itu kemudian Adam tebarkan di sana dan menumbuhkan pepohonan yang baik di sana.” Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia menyatakan, “Adam diturunkan di Shafwa sementara Hawa di Marwa.” (HR. Ibnu Abi Hatim).

Berapa lama Nabi Adam Tinggal di Surga?
Hakim menuturkan dalam Al-Mustadrak, “Abu Bakar bin Balawiyah memberitakan kepada kami, dari Muhammad bin Ahmad bin Nadhir, dari Mu’awiyah bin Amr, dari Zaidah, dari Ammar bin Abu Mu’awiyah Al-Bajali, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, ‘Adam hanya berada di surga dalam rentang waku antara shalat ashar hingga matahari terbenam.’” Hakim menyatakan, “Hadits ini shahih, sesuai syarat Al-Bukhari dan Muslim, hanya saja keduanya tidak mentakhrij hadits ini.”

Disebutkan dalam Shâḫîḫ Muslim dari hadits Az-Zuhri dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, ia menuturkan, “Rasulullah Saw. bersabda, ‘Hari terbaik yang matahari terbit pada hari itu adalah hari Jum’at; pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya.’”[33] Disebutkan dalam kitab Shâḫîḫ melalui jalur sanad berbeda, “Dan pada hari itu kiamat terjadi.”



#kisahnabi #islam #muslim #adam

<== Sebelumnya







[31] HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya (I/230).
[32] Abdurrahman bin Amr bin Abu Amr Al-Auza’i, meninggal dunia tahun 157 H. (Thabaqâtul Ḫuffâdz, hal:79, Tadzkiratul Ḫuffâdz, I/238, Tahdzîbut Tahdzîb, VI/238).
[33] Kitab: Jum’at, Bab: Keutamaan hari Jum’at. Riwayat tambahan bersumber dari jalur Qutaibah bin Sa’id dari Mughirah, dalam referensi dan halaman yang sama.

0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 5"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.