بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Nabi Adam As. Bagian 6

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah


بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم
Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلام عليكم kawan blogger, masih di Kisah Nabi Adam. Kali ini ane mu coba share tentang Hadits-hadits Terkait Penciptaan Nabi Adam As.

Langsung aja nih ane kasih keterangan-keterangannya.

Nabi Adam As.
Nabi Adam As.

Imam Ahmad mengatakan, “Yahya dan Muhammad bin Ja’far bercerita kepada kami, Auf bercerita kepada kami, Qassamah bin Zuhair bercerita kepada ku, dari Abu Musa, dari Nabi Saw., beliau bersabda, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam dari suatu genggaman yang Ia ambil dari seluruh bumi, lalu keturunan Adam muncul sepenuh bumi, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, hitam dan campuran antara semua warna itu, ada yang buruk dan ada yang baik, ada yang berwatak lembut dan menurut, ada pula yang berwatak keras, juga ada yang wataknya campuran di antara keduanya.’”

As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah dari Ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah Saw., mereka mengatakan, “Allah ‘Azza wa Jalla mengutus Jibril ke bumi untuk mengambilkan sebagian tanah dari sana, lalu bumi mengatakan, ‘Aku berlindung kepada Allah darimu jika kau menghina atau mencelaku.’ Jibril kembali tanpa memungut sedikit pun. Jibril berkata, ‘ Ya Rabb! Dia (bumi) berlindung kepada-Mu, aku pun menjaganya.’

Allah kemudian mengutus Mikail, bumi kembali memohon perlindungan (kepada Allah) darinya, Mikail pun menjaganya dan kembali, ia lalu mengatakan seperti yang dikatakan Jibril. Allah kemudian mengutus malaikat maut, kemudian bumi memohon perlindungan (kepada Allah) darinya, malaikat maut mengatakan, ‘Aku pun berlindung kepada Allah untuk kembali tanpa menunaikan perintah-Nya.’ Malaikat maut kemudian mengambil sebagian tanah dari permukaan bumi dan ia campur menjadi satu. Ia tidak hanya memungut dari satu tempat. Ia mengambil sebagian dari tanah putih, merah, dan hitam. Karena itulah anak keturunan Adam memiliki warna kulit berbeda-beda.

Malaikat maut kemudian membawa tanah-tanah tersebut naik, lalu tanah-tanah menjadi basah hingga berubah menjadi lazib. Lazib artinya melekat satu sama lain. Setelah itu, Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya, Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan ruh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.’ (Shâd, 38 : 71-72).

Allah kemudian menciptakan manusia (Adam) dengan tangan-Nya agar Iblis tidak sombong padanya. Ia berupa jasad dari tanah selama 40 tahun dengan hitungan hari Jum’at. Para malaikat kemudian melintas di hadapannya, saat melihatnya, mereka terkejut. Dan Iblis lebih terkejut lagi melebihi para malaikat. Suatu ketika, Iblis melintas di hadapan jasad itu lalu memukulnya, jasad kemudian mengeluarkan suara seperti suara tanah kering. Itulah ketika Allah berfirman, ‘Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.’ (Ar-Rahman, 55 : 14). Allah kemudian berfirman, ‘Untuk suatu hal, Aku ciptakan (manusia).’ Iblis kemudian masuk melalui mulu Adam dan keluar dari duburnya, setelah itu ia berkata kepada para malaikat, “Jangan takut pada makhluk ini karena Rabb kalian Maha Tinggi, sementara makhluk ini berlubang di bagian tengahnya. Sungguh, jika ku bisa menguasainya, pasti akan aku binasakan dia.’

Saat tiba waktu seperti yang dikehendaki Allah ‘Azza wa Jalla untuk meniupkan ruh padanya, Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Setelah aku tiupkan sebagian ruh (ciptaan)-Ku padanya, sujudlah kalian semua padanya.’ Setelah Allah meniupkan ruh padanya, lalu ruh masuk di kepala, ia bersin, lalu para malaikat mengatakan, ‘Ucapkan, ‘Alhamdulilla!’ Ia mengucapkan, ‘Alhamdulillah!’ Allah kemudian membalas, ‘Semoga Rabb-mu merahmatimu.’ Saat ruh masuk di kedua matanya, ia melihat buah-buahan surga. Saat ruh masuk ke perut, ia menginginkan makanan, ia kemudian bangun sebelum ruh sampai di kedua kaki, dan menghampiri buah-buahan surga dengan terburu-buru. Itulah saat Allah berfirman, ‘Manusia dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.’ (Al-Anbiyâ, 21 : 37) ‘Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblis. Ia enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu.’”(Al-Ḫijr, 15 : 30-31). Dan seterusnya hingga akhir kisah.[33]

Bagian dari rangkaian hadits ini dikuatkan oleh beberapa hadits, meski sebagian besar dari kisah ini bersumber dari kisah-kisah israilliyat.[34]

Al-Hafîzh Abu Ya’la mengatakan, “Uqbah bin Mukarram bercerita kepada kami, Amr bin Muhammad bercerita kepada kami, dari Isma’il bin Rafi’, dari Maqburi, dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam dari tanah, setelah itu Allah jadikan lumpur lalu Allah biarkan, hingga ketika telah menjadi lumpur hitam, Allah membentuknya setelah itu Ia tinggalkan, hingga ketika telah menjadi tanah liat seperti tembikar, Iblis melintas di hadapannya lau berkata, ‘Kau diciptakan untuk suatu urusan besar.’

Allah kemudian meniupkan sebagian ruh (ciptaan)-Nya pada Adam. Ruh pertama kali masuk ke penglihatan dan penciumannya, ia kemudian bersin dan mengucapkan, ‘Allah.’ Allah menjawab, ‘Semoga Rabb-mu merahmatimu.’ Setelah itu Allah berfirman, ‘Hai Adam! Hampirilah golongan malaikat itu, sampaikan salam pada mereka lalu perhatikan apa yang mereka ucapkan!’ Adam kemudian mengucapkan salam pada mereka, mereka lalu menjawab, ‘Wa’alaikassalam wa raḫmatullâhi wa barakâtuhu.’ Allah berfirman, ‘Hai Adam! Itulah ucapan salammu, juga ucapan salam keturunanmu.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Apa keturunanku?’ Allah menjawab, ‘Pilihlah salah satu tangan-Ku, wahai Adam!’ Adam berkata, ‘Aku memilih tangan kanan Rabb-ku,’ dan kedua tangan Rabb-ku kanan.

Allah kemudian membuka telapak tangan, dan semua keturunan Adam ada di telapak tangan Ar-Rahman, di antara mereka ada beberapa orang yang mulutnya bercahaya, seseorang di antara mereka mengeluarkan cahaya hingga Adam kagum. Adam bertanya, ‘Ya Rabb! Siapa dia?’ Allah menjawab, ‘Dia anakmu, Dawud.’ Adam bertanya, ‘Ya Rabb! Berapa usia yang Kau berikan padanya?’ Allah menjawab, ‘Aku memberikan usia 60 tahun untuknya.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Genapkan usianya menjadi seratus tahun dari jatah usiaku.’ Allah mengabulkan permintaan Adam dan mempersaksikan hal itu.

Setelah usia Adam habis, Allah mengutus malaikat maut, Adam berkata, ‘Bukankah umurku masih tersisa 40 tahun lagi?’ Sang malaikat menjawab, ‘Bukankah sudah kau berikan pada anakmu, Dawud?’ Adam mengingkari hal itu, akhirnya keturunannya (memiliki watak) mengingkari. Adam lupa, akhirnya keturunannya juga (memilki watak) lupa.’”
 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari hadits Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari Atha bin Yasar, dari Abu Hurairah secara marfu’. Ibnu Abi Hatim menyebutkan hadits ini, dan di antara isinya, “Allah kemudian memperlihatkan mereka kepada Adam, Ia mengatakan, ‘Hai Adam! Mereka adalah keturunanmu, di antara mereka ada yang berpenyakit lepra, sopak, buta, dan berbagai penyakit lain.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Kau melakukan itu pada keturunanku?’ Allah menjawab, ‘Agar kau mensyukuri nikmat-Ku.’

Imam Malik bin Anas[35] meriwayatkan dalam Al-Muwattha’ dari Zaid bin Abu Unaisah, bahwa Hamin bin Abdurrahman bin Zaid bin Khattab mengabarkan kepadanya, dari Muslim bin Yasar Al-Juhani, suatu ketika Umar bin Khattab ditanya tentang ayat ini, “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankan Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul, (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.’ Dan seterusnya. (Al-A’râf, 7 : 172).

Umar bin Khattab mengatakan, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda tentang ayat ini, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam, setelah itu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dari punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam, Allah berfirman, ‘Aku menciptakan mereka untuk surga dan dengan amalan penghuni surga yang mereka kerjakan.’ Setelah itu mengusap punggungnya, kemudian dari punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam, Allah berfirman, ‘Aku menciptakan mereka untuk neraka dan dengan amalah penghuni neraka yang mereka kerjakan.’

Seorang sahabat kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita melakukan amalan (toh semuanya sudah ditakdirkan)?’ Rasulullah Saw. menjelaskan, ‘Ketika Allah menciptakan seorang hamba untuk surga, Allah membuat orang tersebut melakukan amalan penghuni surga hingga ia meninggal dalam kondisi melakukan amalan penghuni surga, sehingga dengan amalan itu ia masuk surga. Dan ketika Allah menciptakan seorang hamba untuk neraka, Allah membuat orang tersebut melakukan salah satu amalan penghuni neraka, sehingga dengan amalan itu ia masuk neraka.’”

Demikian riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Abu Hatin bin Hibban dalam kitab Shahih-nya dari sejumlah jalur riwayat, dari Imam Malik, dengan matan yang sama.

At-Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini hasan. Muslim bin Yasar tidak mendengar dari Umar.” Pernyataan senada juga disampaikan Abu Hatim dan Abu Zur’ah. Abu Hatim menambahkan, “Di antara keduanya ada (perawi perantara bernama) Nu’aim bin Rabi’ah.”

Kalangan yang berpendapat bahwa pengambilan sumpah dari keturunan Adam ini benar-benar terjadi, mereka adalah jumhur ulama, berpedoman pada riwayat Imam Ahmad; Hajjaj bercerita kepada kami, Syu’bah bercerita kepadaku, dari Abu Umran Al-Jauni, dari Anas bin Malik, dari Nabi Saw. beliau bersabda, “Dikatakan pada salah satu penghuni neraka pada hari kiamat, ‘Andai kau memiliki segala sesuatu di bumi, apakah kau akan menebus diri dengan semua itu (dari siksa-Ku)?’ ‘Ya.’ Jawab hamba itu. Allah berfirman. ‘Aku menginginkan yang lebih mudah dari itu, Aku telah mengambil perjanjian darimu saat kau berada di tulang punggung Adam agar kau tidak menyekutukan-Ku dengan apa pun, tapi kau tetap bersikeras untuk menyekutukan-Ku.’” (HR. Bukhari dan Muslim dari Syu’bah dengan matan yang sama).[36]

Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan dari Rabi’ bin Anas, dari Abu Aliyah, dari Ubai bin Ka’ab terkait firman Allah Swt. dalam surah Al-A’râf, 7 : 172-183).

Ubai mengatakan, “Allah mengumpulkan mereka semua yang akan ada hingga hari kiamat pada saat itu, Allah menciptakan dan memberikan bentuk pada mereka, setelah itu Allah meminta mereka berbicara, mereka berbicara. Allah kemudian mengambil perjanjian dan sumpah dari mereka dan menjadikan diri mereka sebagai saksi, ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi, (Kami lakukan yang demikian itu),’ dan seterusnya.

Allah berfirman, ‘Aku jadikan tujuh langit, tujuh bumi, dan ayah kalian sebagai saksi bagi kalian, agar kelak pada hari kiamat (kalian tidak) mengatakan, ‘Kami tidak mengetahui itu.’ Ketahuilah! Sungguh tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) selain-Ku, tiada Rabb selain-Ku. Janganlah kalian menyekutukan-Ku dengan apa pun. Sungguh, Aku akan mengutus rasul-rasul pada kalian untuk mengingatkan janji-Ku ini pada kalian, dan Aku akan menurunkan kitab-Ku pada kalian.’ Mereka mengatakan, ‘Kami bersaksi bahwa Engkau Rabb dan ilah kami. Tiada Rabb bagi kami selain-Mu, tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan sebenarnya) bagi kami selain-Mu.’ Mereka mengakui ketaatan untuk-Nya saat itu.

Allah kemudian mengangkat ayah mereka, Adam, lalu Adam melihat mereka. Ia melihat di antara mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang bagus rupanya ada yang tidak seperti itu. Ia kemudian berkata, ‘Ya Rabb! Kenapa Engkau tidak menyamakan semua hamba-hamba-Mu?’ Allah menjawab, ‘Sungguh, Aku ingin disyukuri.’ Di antara mereka, Adam melihat para nabi, mereka laksana lentera, mereka memancarkan cahaya, mereka diistimewakan dengan perjanjian lain; perjanjian risalah dan nubuwah.

Itulah yang difirmankan Allah, ‘Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.’ (Al-Aḫzâb, 33 : 7). ‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.’ (Ar-Rûm, 30 : 30). Terkait hal itu, Allah Swt. berfirman, ‘Ini (Muhammad) salah seorang pemberi peringatan di antara para pemberi peringatan yang telah terdahulu.’ (An-Najm, 53 : 56). ‘Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.’ (Al-A’râf, 7 : 102).”

Hadits diriwayatkan oleh para imam hadits; Abdullah bin Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, dan Ibnu Marwadai dalam kitab tafsir masing-masing dari jalu Abu Ja’far. Juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Hasan Al-Bashri, Qatadah, As-Suddi, dan ulama salaf lain dengan bentuk-bentuk matan yang selaras dengan hadits-hadits di atas.[37]

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, mereka semua menjalankan perintah ilahi ini, namun Iblis enggan bersujud pada Adam karena dengki dan memusuhi. Akhirnya Allah mengusir, menjauhkannya dari rahmat, dan mengeluarkannya dari surga. Allah menurunkan Iblis ke bumi dalam keadaan terusir, terlaknat dan terkutuk.

Imam Ahmad menyatakan, “Waki, Ya’la dan Muhammad bin Ubaid bercerita kepada kami, mereka mengatakan, “A’masy bercerita kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah Saw. bersabda, ‘Saat anak Adam membaca ayat sajdah lalu ia bersujud, setan menjauh dengan menangis sambil mengatakan, ‘Duhai celakanya! Anak Adam diperintahkan bersujud lalu ia bersujud sehingga ia mendapatkan surga, sementara aku diperintah bersujud tapi aku mendurhakai (perintah itu) sehingga aku mendapat neraka.’” (HR. Muslim dari hadits Waki’ dan Abu Mu’awiyah dari A’masy dengan matan yang sama).[38]




[33] Atsar ini ditakhrij Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya, tafsir surah Al-Baqarah (I/203).
[34] Israilliyat adalah berita-berita yang dinukil dari Bani Israil, baik Yahudi maupun Nasrani, dan kebanyakan berasal dari kalangan Yahudi.
[35] Malik bin Anas bin Abu Amir Al-Madani, meninggal dunia tahun 1790 H. (Thabaqâtul Ḫuffâzh, hal: 79, Ad-Dîbâj Al-Madzhab, hal: 17).
[36] HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya (III/127), Bukhari dalam kitab: Para Nabi, Bab: Penciptaan Adam dan keturunannya, Muslim dalam kitab shahih-nya, Kitab: Orang-orang munafik, Bab: Orang kafir ingin menebus diri (dari siksa Allah) dengan emas sepenuh bumi.
[37] Tafsir Ath-Thabari (IX/76-81).
[38] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (II/443), Muslim dalam kitab shahin-nya, Kitab: Iman, Bab: Penjelasan kata kafir berlaku bagi orang yang meninggalkan shalat.

0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 6"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.