بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم
Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلام
عليكم kawan blogger, masih di Kisah
Nabi Adam. Kali ini ane mu coba share tentang Hadits-hadits Terkait
Penciptaan Nabi Adam As.
Imam Ahmad
mengatakan, “Yahya dan Muhammad bin Ja’far bercerita kepada kami, Auf bercerita
kepada kami, Qassamah bin Zuhair bercerita kepada ku, dari Abu Musa, dari Nabi
Saw., beliau bersabda, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam dari suatu genggaman
yang Ia ambil dari seluruh bumi, lalu keturunan Adam muncul sepenuh bumi, di
antaranya ada yang berkulit putih, merah, hitam dan campuran antara semua warna
itu, ada yang buruk dan ada yang baik, ada yang berwatak lembut dan menurut,
ada pula yang berwatak keras, juga ada yang wataknya campuran di antara
keduanya.’”
As-Suddi
meriwayatkan dari Abu Malik dan Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah dari
Ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat Rasulullah Saw., mereka mengatakan, “Allah
‘Azza wa Jalla mengutus Jibril ke bumi untuk mengambilkan sebagian tanah dari
sana, lalu bumi mengatakan, ‘Aku berlindung kepada Allah darimu jika kau
menghina atau mencelaku.’ Jibril kembali tanpa memungut sedikit pun. Jibril
berkata, ‘ Ya Rabb! Dia (bumi) berlindung kepada-Mu, aku pun menjaganya.’
Allah kemudian
mengutus Mikail, bumi kembali memohon perlindungan (kepada Allah) darinya,
Mikail pun menjaganya dan kembali, ia lalu mengatakan seperti yang dikatakan
Jibril. Allah kemudian mengutus malaikat maut, kemudian bumi memohon
perlindungan (kepada Allah) darinya, malaikat maut mengatakan, ‘Aku pun
berlindung kepada Allah untuk kembali tanpa menunaikan perintah-Nya.’ Malaikat
maut kemudian mengambil sebagian tanah dari permukaan bumi dan ia campur
menjadi satu. Ia tidak hanya memungut dari satu tempat. Ia mengambil sebagian
dari tanah putih, merah, dan hitam. Karena itulah anak keturunan Adam memiliki
warna kulit berbeda-beda.
Malaikat maut
kemudian membawa tanah-tanah tersebut naik, lalu tanah-tanah menjadi basah
hingga berubah menjadi lazib. Lazib artinya melekat satu sama
lain. Setelah itu, Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya, Aku
akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan
kejadiannya dan Aku tiupkan ruh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu
dengan bersujud kepadanya.’ (Shâd, 38 : 71-72).
Allah kemudian
menciptakan manusia (Adam) dengan tangan-Nya agar Iblis tidak sombong padanya.
Ia berupa jasad dari tanah selama 40 tahun dengan hitungan hari Jum’at. Para
malaikat kemudian melintas di hadapannya, saat melihatnya, mereka terkejut. Dan
Iblis lebih terkejut lagi melebihi para malaikat. Suatu ketika, Iblis melintas
di hadapan jasad itu lalu memukulnya, jasad kemudian mengeluarkan suara seperti
suara tanah kering. Itulah ketika Allah berfirman, ‘Dia menciptakan manusia
dari tanah kering seperti tembikar.’ (Ar-Rahman, 55 : 14). Allah kemudian
berfirman, ‘Untuk suatu hal, Aku ciptakan (manusia).’ Iblis kemudian masuk
melalui mulu Adam dan keluar dari duburnya, setelah itu ia berkata kepada para
malaikat, “Jangan takut pada makhluk ini karena Rabb kalian Maha Tinggi,
sementara makhluk ini berlubang di bagian tengahnya. Sungguh, jika ku bisa
menguasainya, pasti akan aku binasakan dia.’
Saat tiba waktu
seperti yang dikehendaki Allah ‘Azza wa Jalla untuk meniupkan ruh padanya,
Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Setelah aku tiupkan sebagian ruh
(ciptaan)-Ku padanya, sujudlah kalian semua padanya.’ Setelah Allah meniupkan
ruh padanya, lalu ruh masuk di kepala, ia bersin, lalu para malaikat
mengatakan, ‘Ucapkan, ‘Alhamdulilla!’ Ia mengucapkan, ‘Alhamdulillah!’
Allah kemudian membalas, ‘Semoga Rabb-mu merahmatimu.’ Saat ruh masuk di kedua
matanya, ia melihat buah-buahan surga. Saat ruh masuk ke perut, ia menginginkan
makanan, ia kemudian bangun sebelum ruh sampai di kedua kaki, dan menghampiri
buah-buahan surga dengan terburu-buru. Itulah saat Allah berfirman, ‘Manusia
dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.’ (Al-Anbiyâ, 21 : 37) ‘Maka
bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblis. Ia enggan
ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu.’”(Al-Ḫijr, 15 : 30-31).
Dan seterusnya hingga akhir kisah.[33]
Bagian dari
rangkaian hadits ini dikuatkan oleh beberapa hadits, meski sebagian besar dari kisah
ini bersumber dari kisah-kisah israilliyat.[34]
Al-Hafîzh Abu
Ya’la mengatakan, “Uqbah bin Mukarram bercerita kepada kami, Amr bin Muhammad
bercerita kepada kami, dari Isma’il bin Rafi’, dari Maqburi, dari Abu Hurairah,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam dari tanah, setelah
itu Allah jadikan lumpur lalu Allah biarkan, hingga ketika telah menjadi lumpur
hitam, Allah membentuknya setelah itu Ia tinggalkan, hingga ketika telah
menjadi tanah liat seperti tembikar, Iblis melintas di hadapannya lau berkata,
‘Kau diciptakan untuk suatu urusan besar.’
Allah kemudian
meniupkan sebagian ruh (ciptaan)-Nya pada Adam. Ruh pertama kali masuk ke
penglihatan dan penciumannya, ia kemudian bersin dan mengucapkan, ‘Allah.’
Allah menjawab, ‘Semoga Rabb-mu merahmatimu.’ Setelah itu Allah berfirman, ‘Hai
Adam! Hampirilah golongan malaikat itu, sampaikan salam pada mereka lalu
perhatikan apa yang mereka ucapkan!’ Adam kemudian mengucapkan salam pada
mereka, mereka lalu menjawab, ‘Wa’alaikassalam wa raḫmatullâhi wa barakâtuhu.’
Allah berfirman, ‘Hai Adam! Itulah ucapan salammu, juga ucapan salam
keturunanmu.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Apa keturunanku?’ Allah menjawab,
‘Pilihlah salah satu tangan-Ku, wahai Adam!’ Adam berkata, ‘Aku memilih tangan
kanan Rabb-ku,’ dan kedua tangan Rabb-ku kanan.
Allah kemudian
membuka telapak tangan, dan semua keturunan Adam ada di telapak tangan
Ar-Rahman, di antara mereka ada beberapa orang yang mulutnya bercahaya,
seseorang di antara mereka mengeluarkan cahaya hingga Adam kagum. Adam
bertanya, ‘Ya Rabb! Siapa dia?’ Allah menjawab, ‘Dia anakmu, Dawud.’ Adam
bertanya, ‘Ya Rabb! Berapa usia yang Kau berikan padanya?’ Allah menjawab, ‘Aku
memberikan usia 60 tahun untuknya.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Genapkan usianya
menjadi seratus tahun dari jatah usiaku.’ Allah mengabulkan permintaan Adam dan
mempersaksikan hal itu.
Setelah usia
Adam habis, Allah mengutus malaikat maut, Adam berkata, ‘Bukankah umurku masih
tersisa 40 tahun lagi?’ Sang malaikat menjawab, ‘Bukankah sudah kau berikan
pada anakmu, Dawud?’ Adam mengingkari hal itu, akhirnya keturunannya (memiliki
watak) mengingkari. Adam lupa, akhirnya keturunannya juga (memilki watak)
lupa.’”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari hadits
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dari ayahnya, dari Atha bin Yasar, dari Abu
Hurairah secara marfu’. Ibnu Abi Hatim menyebutkan hadits ini, dan di antara
isinya, “Allah kemudian memperlihatkan mereka kepada Adam, Ia mengatakan, ‘Hai
Adam! Mereka adalah keturunanmu, di antara mereka ada yang berpenyakit lepra,
sopak, buta, dan berbagai penyakit lain.’ Adam berkata, ‘Ya Rabb! Kau melakukan
itu pada keturunanku?’ Allah menjawab, ‘Agar kau mensyukuri nikmat-Ku.’
Imam Malik bin
Anas[35]
meriwayatkan dalam Al-Muwattha’ dari Zaid bin Abu Unaisah, bahwa Hamin
bin Abdurrahman bin Zaid bin Khattab mengabarkan kepadanya, dari Muslim bin
Yasar Al-Juhani, suatu ketika Umar bin Khattab ditanya tentang ayat ini, “Dan
(ingatlah) ketika Rabbmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), ‘Bukankan Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul, (Engkau Rabb
kami), kami bersaksi.’ Dan seterusnya. (Al-A’râf, 7 : 172).
Umar bin
Khattab mengatakan, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda tentang ayat
ini, ‘Sungguh, Allah menciptakan Adam, setelah itu mengusap punggungnya dengan
tangan kanan-Nya, kemudian dari punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam,
Allah berfirman, ‘Aku menciptakan mereka untuk surga dan dengan amalan penghuni
surga yang mereka kerjakan.’ Setelah itu mengusap punggungnya, kemudian dari
punggungnya itu Ia mengeluarkan keturunan Adam, Allah berfirman, ‘Aku
menciptakan mereka untuk neraka dan dengan amalah penghuni neraka yang mereka
kerjakan.’
Seorang sahabat
kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita melakukan amalan (toh
semuanya sudah ditakdirkan)?’ Rasulullah Saw. menjelaskan, ‘Ketika Allah
menciptakan seorang hamba untuk surga, Allah membuat orang tersebut melakukan
amalan penghuni surga hingga ia meninggal dalam kondisi melakukan amalan
penghuni surga, sehingga dengan amalan itu ia masuk surga. Dan ketika Allah
menciptakan seorang hamba untuk neraka, Allah membuat orang tersebut melakukan
salah satu amalan penghuni neraka, sehingga dengan amalan itu ia masuk
neraka.’”
Demikian
riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Jarir, Ibnu Abi
Hatim, Abu Hatin bin Hibban dalam kitab Shahih-nya dari sejumlah jalur
riwayat, dari Imam Malik, dengan matan yang sama.
At-Tirmidzi
mengatakan, “Hadits ini hasan. Muslim bin Yasar tidak mendengar dari Umar.” Pernyataan
senada juga disampaikan Abu Hatim dan Abu Zur’ah. Abu Hatim menambahkan, “Di
antara keduanya ada (perawi perantara bernama) Nu’aim bin Rabi’ah.”
Kalangan yang
berpendapat bahwa pengambilan sumpah dari keturunan Adam ini benar-benar
terjadi, mereka adalah jumhur ulama, berpedoman pada riwayat Imam Ahmad; Hajjaj
bercerita kepada kami, Syu’bah bercerita kepadaku, dari Abu Umran Al-Jauni,
dari Anas bin Malik, dari Nabi Saw. beliau bersabda, “Dikatakan pada salah satu
penghuni neraka pada hari kiamat, ‘Andai kau memiliki segala sesuatu di bumi,
apakah kau akan menebus diri dengan semua itu (dari siksa-Ku)?’ ‘Ya.’ Jawab
hamba itu. Allah berfirman. ‘Aku menginginkan yang lebih mudah dari itu, Aku
telah mengambil perjanjian darimu saat kau berada di tulang punggung Adam agar
kau tidak menyekutukan-Ku dengan apa pun, tapi kau tetap bersikeras untuk
menyekutukan-Ku.’” (HR. Bukhari dan Muslim dari Syu’bah dengan matan yang
sama).[36]
Abu Ja’far
Ar-Razi meriwayatkan dari Rabi’ bin Anas, dari Abu Aliyah, dari Ubai bin Ka’ab
terkait firman Allah Swt. dalam surah Al-A’râf, 7 : 172-183).
Ubai
mengatakan, “Allah mengumpulkan mereka semua yang akan ada hingga hari kiamat
pada saat itu, Allah menciptakan dan memberikan bentuk pada mereka, setelah itu
Allah meminta mereka berbicara, mereka berbicara. Allah kemudian mengambil
perjanjian dan sumpah dari mereka dan menjadikan diri mereka sebagai saksi, ‘Bukankah
Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami
bersaksi, (Kami lakukan yang demikian itu),’ dan seterusnya.
Allah
berfirman, ‘Aku jadikan tujuh langit, tujuh bumi, dan ayah kalian sebagai saksi
bagi kalian, agar kelak pada hari kiamat (kalian tidak) mengatakan, ‘Kami tidak
mengetahui itu.’ Ketahuilah! Sungguh tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan
sebenarnya) selain-Ku, tiada Rabb selain-Ku. Janganlah kalian menyekutukan-Ku
dengan apa pun. Sungguh, Aku akan mengutus rasul-rasul pada kalian untuk
mengingatkan janji-Ku ini pada kalian, dan Aku akan menurunkan kitab-Ku pada
kalian.’ Mereka mengatakan, ‘Kami bersaksi bahwa Engkau Rabb dan ilah kami.
Tiada Rabb bagi kami selain-Mu, tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan
sebenarnya) bagi kami selain-Mu.’ Mereka mengakui ketaatan untuk-Nya saat itu.
Allah kemudian
mengangkat ayah mereka, Adam, lalu Adam melihat mereka. Ia melihat di antara
mereka ada yang kaya dan ada juga yang miskin, ada yang bagus rupanya ada yang
tidak seperti itu. Ia kemudian berkata, ‘Ya Rabb! Kenapa Engkau tidak
menyamakan semua hamba-hamba-Mu?’ Allah menjawab, ‘Sungguh, Aku ingin
disyukuri.’ Di antara mereka, Adam melihat para nabi, mereka laksana lentera,
mereka memancarkan cahaya, mereka diistimewakan dengan perjanjian lain;
perjanjian risalah dan nubuwah.
Itulah yang
difirmankan Allah, ‘Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari
para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra
Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.’ (Al-Aḫzâb,
33 : 7). ‘Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam);
(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah)
itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.’ (Ar-Rûm, 30 : 30). Terkait
hal itu, Allah Swt. berfirman, ‘Ini (Muhammad) salah seorang pemberi
peringatan di antara para pemberi peringatan yang telah terdahulu.’
(An-Najm, 53 : 56). ‘Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi
janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
benar-benar fasik.’ (Al-A’râf, 7 : 102).”
Hadits
diriwayatkan oleh para imam hadits; Abdullah bin Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu
Jarir, dan Ibnu Marwadai dalam kitab tafsir masing-masing dari jalu Abu Ja’far.
Juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Hasan Al-Bashri,
Qatadah, As-Suddi, dan ulama salaf lain dengan bentuk-bentuk matan yang selaras
dengan hadits-hadits di atas.[37]
Seperti telah
disebutkan sebelumnya, ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud
kepada Adam, mereka semua menjalankan perintah ilahi ini, namun Iblis enggan
bersujud pada Adam karena dengki dan memusuhi. Akhirnya Allah mengusir,
menjauhkannya dari rahmat, dan mengeluarkannya dari surga. Allah menurunkan
Iblis ke bumi dalam keadaan terusir, terlaknat dan terkutuk.
Imam Ahmad
menyatakan, “Waki, Ya’la dan Muhammad bin Ubaid bercerita kepada kami, mereka
mengatakan, “A’masy bercerita kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah,
ia berkata, ‘Rasulullah Saw. bersabda, ‘Saat anak Adam membaca ayat sajdah
lalu ia bersujud, setan menjauh dengan menangis sambil mengatakan, ‘Duhai
celakanya! Anak Adam diperintahkan bersujud lalu ia bersujud sehingga ia
mendapatkan surga, sementara aku diperintah bersujud tapi aku mendurhakai
(perintah itu) sehingga aku mendapat neraka.’” (HR. Muslim dari hadits Waki’
dan Abu Mu’awiyah dari A’masy dengan matan yang sama).[38]
[33] Atsar
ini ditakhrij Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya, tafsir surah Al-Baqarah
(I/203).
[34] Israilliyat
adalah berita-berita yang dinukil dari Bani Israil, baik Yahudi maupun Nasrani,
dan kebanyakan berasal dari kalangan Yahudi.
[35] Malik
bin Anas bin Abu Amir Al-Madani, meninggal dunia tahun 1790 H. (Thabaqâtul Ḫuffâzh,
hal: 79, Ad-Dîbâj Al-Madzhab, hal: 17).
[36] HR.
Imam Ahmad dalam Musnad-nya (III/127), Bukhari dalam kitab: Para Nabi,
Bab: Penciptaan Adam dan keturunannya, Muslim dalam kitab shahih-nya,
Kitab: Orang-orang munafik, Bab: Orang kafir ingin menebus diri (dari siksa
Allah) dengan emas sepenuh bumi.
[37] Tafsir
Ath-Thabari (IX/76-81).
[38] HR.
Ahmad dalam Musnad-nya (II/443), Muslim dalam kitab shahin-nya,
Kitab: Iman, Bab: Penjelasan kata kafir berlaku bagi orang yang meninggalkan
shalat.

0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 6"
Post a Comment
Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.