بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Kisah Nabi Nuh عليه سلام | Bagian 4

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah
بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم

 
Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم, sekarang kita udah beranjak ke Kisah Nabi Nuh Bagian 4 nih Shab. Masih banyak Kisah Nabi Nuh yang akan dibahas di sini. Untuk mempersingkat waktu, langsung saja disimak, Shab.

اقرأ :

(Apabila simbol untuk gelar Rasul dan Allah tidak muncul di layar Anda, silahkan download font berikut agar simbol dapat muncul sebagaimana mestinya.Download Font Di Sini

Kaligrafi Nabi Nuh 'As
Kaligrafi Nabi Nuh 'As

Allah memerintahkan untuk berdoa ketika memulai sebuah aktivitas agar semuanya baik dan diberkahi, serta berakibat baik, seperti yang Allah ajarkan kepada rasul-Nya ketika berhijrah, “Dan katakanlah (Muhammad), ‘Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).’” (Al-Isrâ`, 17 : 80).

Nuh melaksanakan perintah ini dan berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang,” (Hûd, 11 : 41). Yaitu atas nama Allah, kapal mulai bergerak hingga berlabuh. “Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang,” yaitu meski terhadap kaum yang berbuat dosa tidak bisa dielakkan, seperti siksa yang Ia timpakan kepada penduduk bumi yang ingkar pada-Nya dan menyembah yang selain-Nya.

Allah k berfirman, “Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung,” Allah mengirim hujan dari langit yang belum pernah dikenal bumi sebelumnya, juga tidak akan pernah diturunkan lagi sesudahnya. Hujan turun deras laksana air yang keluar dari mulut geriba. Allah memerintahkan bumi untuk memancarkan air dari segala penjuru, seperti yang Allah sampaikan, “Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhannya, ‘Sesungguhnya, aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’ Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak.” (Al-Qamar, 54 : 10-13). Dusur artinya pasak. “Yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan) Kami,” dengan penjagaan, pengawasaan, dan penglihatan Kami, “Sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).” (Al-Qamar, 54 : 14).

Ibnu Jarir dan lainnya menyebutkan, banjir besar terjadi pada tanggal 13 bulan Ab menurut kalender kaum Qibthi.

Allah k berfirman, “Sesungguhnya, ketika air naik (sampai ke gunung), Kami membawa (nenek moyang) kamu ke dalam kapal, agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh teliga yang mau mendengar.” (Al-âqqâh, 69 : 11-12).

Sekelompok mufassir menyatakan, air menutupi puncak gunung tertinggi di bumi setinggi 15 hasta. Demikian penjelasan yang ada di kalangan Ahli Kitab. Sumber lain menyebut 80 hasta. Air menutup seluruh permukaan bumi, menutupi seluruh lembah dan bukit, menutupi pegunungan, ngarai dan pasir, tak satu pun makhluk hidup di bumi saat itu tersisa, entah yang kecil ataupun yang besar.

Imam Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, ia mengatakan, “Penduduk bumi saat itu memenuhi dataran luas dan pegunungan.” Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan, “Setiap wilayah di bumi saat itu sudah ada yang menguasai dan memiliki.” (HR. Ibnu Abi Hatim).

Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, ‘Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.’ Dia (anak itu) menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!’ (Nuh) berkata, ‘Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.” (Hûd, 11 : 42-43).

Setelah menenggelamkan seluruh penduduk bumi tanpa menyisakan seorang pun yang menyembah selain Allah k,Allah memerintahkan bumi untuk menelan air dan memerintahkan langit untuk menghentikan hujan. “Dan air pun disurutkan,” yaitu menyusut setelah sebelumnya meluap, “Dan dikatakan, ‘Binasalah orang-orang zalim.’

Dan perintah pun diselesaikan,” yaitu siksaan yang telah ditetapkan dalam ilmu dan kuasa Allah sebelumnya yang menimpa mereka itu.

Dan dikatakan, ‘Binasalah orang-orang zalim,’” yaitu diserukan kepada mereka melalui lisan kuasa ilahi, “Jauh sekali mereka dari rahmat dan ampunan.”

Seperti yang Allah sampaikan dalam ayat lain, “Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya, mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (Al-A’râf, 7 : 64).

Allah k berfirman, “Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.” (Yûnus, 10 : 73).

Allah k berfirman, “Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.” (Al-Anbiyâ, 21 : 77).

Allah k berfirman, “Kemudian Kami menyelamatkannya (Nuh) dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (Asy-Syu’arâ`, 26 : 110-121).

Allah k berfirman, “Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.” (Al-‘Ankabût, 29 : 15). Allah k berfirman, “Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (Asy-Syu’arâ`, 26 : 66).

Allah k berfirman, “Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku! Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al-Qamar, 54 : 15-17).

Allah k berfirman, “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapatkan penolong selain Allah. Dan Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya, jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.’” (Nû, 71 : 25-27).

Allah memperkenankan permohonan Nuh, hingga Allah tiada menyisakan seorang pun di antara orang-orang kafir.

Imam Abu Ja’far bin Jarir[15] dan Imam Abu Muhammad bin Abu Hatim dalam kitab tafsir masing-masing meriwayatkan dari jalur Ya’qub bin Muhammad Az-Zuhri, dari Qaid bekas budak Abdullah bin Abu Rafi’, bahwa Ibrahim bin Abdurrahman bin Abu Rabi’ah mengabarkan kepadanya, bahwa Aisyah, Ummul Mukminin, mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah n bersabda, “Andai Allah merahmati seseorang di antara kaum Nuh (yang ingkar padanya), tentu Ia merahmati ibu seorang anak kecil.”

Rasulullah n bersabda, “Nuh tinggal di tengah-tengah kaumnya selama seribu tahun—kurang 50 tahun—menanam pohon selama seratus tahun. Pepohonan kemudian tumbuh besar dan bertebaran di mana-mana, setelah itu Nuh memotong-motong (kayunya) lalu membuat kapal. Setiap kali kaumnya melintas, mereka mencemoohnya, mereka mengatakan, ‘Kau membuat kapal di darat? Bagaimana bisa berlabuh?’ Nuh menjawab, ‘Kelak kalian pasti tahu.’

Sesuai membuat kapal, air memancar dan memenuhi jalanan, seorang ibu mengkhawatirkan keselamatan anaknya, ia begitu mencintainya. Si ibu keluar membawanya ke gunung hingga sampai ke tengah-tengahnya. Saat air mencapai tempatnya, ia membawa anaknya hingga ke puncak gunung. Saat air mencapai tenggorokan, ia mengangkat anak dengan kedua tangannya, keduanya kemudian tenggelam. Andai Allah merahmati seseorang di antara mereka, tentu Ia merahmati ibu anak tersebut.’”

Hadits ini gharib. Kisah serupa juga diriwayatkan dari Ka’ab Al-Ahbar, Mujahid dan lainnya. Hadits ini lebih tepatnya mauquf (sanadnya hanya sampai sahabat saja), dan bersumber dari Ka’ab Al-Ahbar. Wallâhu a’lam.

Mitos Tentang Auj bin Unuq
Jika Allah telah menjelaskan bahwa Allah tidak menyisakan satu orang kafir pun di muka bumi, lalu bagaimana mungkin sebagian mufassir menyatakan bahwa Auj bin Unuq—ada yang menyebutnya Ibnu Inaq—hidup sejak zaman Nabi Nuh hingga zaman Nabi Musa, mereka menyebutnya kafir, semena-mena, lalim dan membangkang. Mereka juga menyebutnya sesat, bahkan dilahirkan oleh seorang ibu—salah satu anak Adam—dari hasil zina. Ia selalu memakan ikan yang ia ambil dari lautan, lalu ia bakar di bawah terik matahari hingga tubuhnya tinggi menjulang. Ia pernah mengatakan kepada Nuh saat berada di dalam kapal, “Piring apa yang kau punya ini?” dengan nada mencemooh. Mereka menyebutkan, tinggi Ibnu Anaq mencapai 3333 hasta, dan kata-kata melantur lain, yang jika saja tidak tertera dalam sebagian besar kitab-kitab tafsir, sejarah dan peperangan, tentu saja kami tidak perlu membahasnya, karena kisah-kisah semacam ini tidak berguna dan lemah, disamping bertentangan dengan dalil aqli dan naqli.

Dalil aqli; bagaiaman mungkin Allah membinasakan anak Nuh karena ingkar, meski ayahnya adalah nabi umat dan pemimpin orang-orang beriman, sementara Allah tidak membinasakan Auj bin Unuq—atau bin Anaq—padahal ia lebih lalim dan semena-mena seperti yang mereka sebutkan?!

Kenapa Allah tidak merahmati seorang pun di antara mereka yang ingkar, tidak pula ibu seorang bayi tersebut, sementara Allah membiarkan si bengis, lalim, keji, amat kafir, dan setan pembangkang seperti yang mereka katakan ini?!

Dalil naqli; Allah k berfirman, “Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.” (Asy-Syu’arâ`, 26 : 66). Allah k berfirman, “Dan Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.’” (Nû, 71 : 26).

Disamping itu, bentuk fisik setinggi itu bertentangan dengan penjelasan yang tertera dalam kitab Shaîain dari Nabi n, beliau bersabda, “Sungguh, Allah menciptakan Adam dengan panjang 60 hasta, lalu bentuk fisik itu terus menyusut hingga sekarang.”[16]

Demikian nash Rasulullah n, sosok jujur, terpercaya, ma’shum, yang tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm, 53 : 4). Nash ini menunjukkan, bentuk fisik manusia terus menyusut hingga saat ini. Artinya, tinggi fisik manusia terus berkurang sejak Adam hingga nabi n menyampaikan hadits tersebut, dan terus berlaku hingga hari kiamat. Konsekuensinya, di antara keturunan Adam tidak ada seorang pun tingginya melebihi tinggi Adam.

Bagaimana bisa kisah seperti ini dibiarkan, sementara nash shahih diabaikan? Justru kata-kata dusta dan ingkar yang bersumber dari Ahli Kitab yang dijadikan pedoman, padahal mereka mengubah kitab-kitab Allah yang diturunkan, mereka ganti, mereka takwilkan, dan mereka tempatkan secara tidak benar. Lantas bagaimana dengan mereka yang meriwayatkan suatu kisah secara tersendiri atau tidak bisa dipercaya dalam menyampaikannya karena mereka adalah para pengkhianat dan pendusta? Semoga laknat-laknat Allah terus menimpa mereka hingga hari kiamat. Menurut saya, kisah tentang Auj bin Anaq ini pasti karangan dusta kalangan zindiq dan keji yang memusuhi para nabi. Wallâhu a’lam.











[15] Disebutkan Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya, tafsir surah Hûd, (XII/35).
[16] HR. Bukhari, Kitab: Para Nabi, Bab:Penciptaan Adam.

0 Response to "Kisah Nabi Nuh عليه سلام | Bagian 4"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.