Brotherhood Muslim mengatakan bahwa mereka sedang 'disoroti'
setelah pemimpin mereka diadili di pengadilan dengan vonis penjara selama 18
bulan karena telah mengkritik UEA.
Perdana Menteri Yordania Abdullah Ensour mengatakan “Zaki
Bani Irshid seharusnya mengerti dampaknya terlebih dahulu sebelum menerbitkan
postingannya.”
Pengadilan
memutuskan pada hari Minggu bahwa pemimpin Ikhwanul (Brotherhood) Muslimin Zaki
Bani Irshid divonis 18 bulan penjara karena mengkritik Uni Emirat Arab yang
membuat marah para pemimpin kelompok itu di Yordania, yang mengatakan bahwa
organisasi mereka sedang "dibidik" oleh pemerintah.
"Ini
adalah bentuk balas dendam politik dan menargetkan Ikhwanul (Brotherhood)
Muslim di Yordania," Murad Adaylah, wakil pemimpin kelompok tersebut
kepada Al Jazeera. "Negara ini tengah kembali ke masa-masa darurat
militer."
Bani
Irshid diadili di pengadilan keamanan negara - pengadilan militer - di bawah
undang-undang anti-terorisme Yordania. Pengadilan memutuskan dia bersalah atas
mengganggu hubungan UEA dengan mengkritiknya di status Facebook yang
diterbitkan November lalu, tentang keputusan Uni Emirat Arab yang menyebut
Brotherhood sebagai "Organisasi Teroris”.
Pemimpin
Ikhwanul (Brotherhood) mengatakan bahwa keputusan pengadilan
"membahayakan" kesatuan masyarakat Yordania disaat mereka sudah siap
berperang melawan (ISIS).
"Kami
pikir pemerintah akan memperbaiki hubungan dengan MB (Muslim Brotherhood),
sebagai kelompok yang dapat memainkan peran penting dalam perjuangan mereka
melawan terorisme dan ekstrimisme di kawasan itu," kata Deema Tahboob,
juru bicara Front Aksi Islam, bagian politik Brotherhood.
"Saya
pikir sekarang grup tersebut akan mengambil tindakan lebih dan akan bersikap
kritis terhadap keputusan pemerintah di jalanan," kata Tahboob kepada Al
Jazeera.
Vonis
terhadap Bani Irshid diputuskan hanya 10 hari setelah Jordan merilis tentang
pemimpin Salafi Abu Mohammad al-Maqdesi, yang ditangkap atas tuduhan serupa
pada bulan Oktober setelah menyebut bahwa kerjasama pimpinan AS melawan ISIS
sebagai "perang salib". Maqdesi mengatakan ia terlibat dalam
negosiasi untuk membebaskan pilot asal Yordania Moaz al-Kassasbeh yang ditukar
dengan tahanan dari Irak Sajida al-Rishawi, yang kemudian dieksekusi oleh
pemerintah Yordania setelah ISIS merilis sebuah video Kassasbeh yang dibakar
hidup-hidup.
Terkait
pernyataan Maqdesi dan pemenjaraan Bani Irshid, Tahboob mengatakan, "itu
seperti keputusan tersebut bermotif politik dan menunjukkan kurangnya
integritas sistem peradilan" di Yordania.
Para
pejabat Yordania tidak segera menanggapi permintaan Al Jazeera untuk memberikan
komentar.
Pada
bulan November, Perdana Menteri Yordania Abdullah Ensour mengatakan bahwa Bani
Irshid "Bani Irshid seharusnya telah mengerti hukum terlebih dahulu
sebelum menerbitkan postingannya." dan menuduhnya telah "membahayakan
mata pencaharian jutaan warga Yordania".
Menurut
analis politik Yordania Rakan Saydah, negara "tidak ingin terlihat lemah
di depan kedua belah pihak – UAE sebagai donatur utama, dan Muslim Brotherhood
sebagai partai oposisi terkuat".
Sementara
itu, pengamat politik Fahad Kheetan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa
pemerintah Yordania mengirim pesan ke Muslim Brotherhood bahwa "ini dapat
mengambil tindakan hukum jika mereka [anggota Brotherhood] menentang keputusan
strategis".
Kheetan
mengatakan Brotherhood muncul untuk menentang pemerintah dalam beberapa bulan
terakhir ketika mereka berunjuk rasa mendukung Hamas setelah serangan Israel di
Gaza 2014. Brotherhood juga mengambil "sikap tidak tegas terhadap ISIS",
katanya.
"Kelompok
tersebut menahan diri dari mengecam keras ISIS dan menyebutnya sebagai kelompok
teroris," kata Kheetan.
Adaylah,
bagaimanapun juga, mengatakan Brotherhood selalu terang-terangan menunjukkan sikap
keras melawan terorisme. "Kami mengutuk semua
jenis terorisme dan ekstrimisme, dan kami tidak mengeluarkan pernyataan berdasarkan
permintaan," kata Adaylah Al Jazeera, mengutip tekanan dari pemerintah
untuk menyuarakan kritikan kepada ISIS.
Bagaimanapun
juga, Brotherhood telah sangat mengkritisi keterlibatan Yordania dalam koalisi
AS melawan ISIS.
Juga
akhir pekan ini, Brotherhood mengutus 11 anggotanya untuk mengajukan proposal
kepada Perdana Menteri Yordania untuk mendaftarkan kelompok tersebut dengan
nama yang berbeda untuk membedakannya dari keberadaan kelompok Brotherhood Internasional.
Nawaf
Obaidat, anggota dari Dewan Syura Brotherhood, pengambil keputusan tertinggi
tubuh kelompok, menyebut proposal tersebut "berbahaya".
“Proposal
tersebut, yang membatasi kelompok itu untuk fokus pada urusan internal,
berbahaya dan merusak.” kata Obaidat Al Jazeera. "Semakin banyak kelompok
yang berkonsentrasi tentang masa depannya, semakin berkurang suara yang akan
mengkritisi keputusan pemerintah."
Sumber :
Al Jazeera

saya sebagai muslim sedih melihat berita seperti ini.
ReplyDeletedi tunggu kunbal dan komenya gan http://belajarkunci-gitar.blogspot.com
Iya. Bener. Kaya atas ane. Nice share
ReplyDeleteNyimak gan, bukan muslim -_-
ReplyDeleteSalam dari BlogipRikardo