Ibnu Katsir
قصص الأنبيــاء
KISAH PARA NABI
Hasan
Al-Bashri mengatakan, “Iblis membuat analogi (qiyas), dan dia adalah makhluk
pertama yang menggunakan analogi (qiyas).” Muhammad bin Sirin[12]
mengatakan, “Makhluk pertama yang menggunakan analogi (qiyas) adalah Iblis.
Tidaklah matahari dan bulan diciptakan melainkan karena analogi-analogi.” Kedua
atsar ini diriwayatkan Ibnu Jarir.[13]
Artinya,
Iblis membandingkan dirinya dengan Adam melalui analogi, lalu menilai dirinya
lebih mulia dari Adam, sehingga ia tidak mau sujud kepada Adam, padahal ia dan
juga para malaikat diperintahkan untuk bersujud pada Adam. Ketika berseberangan
dengan nash, analogi (qiyas) tidak bisa digunakan. Selain itu, penilaian Iblis
juga keliru, karena tanah lebih bermanfaat dan lebih baik dari api, karena
tanah mengandung unsur ketenangan, ketabahan, kesabaran, dan pertumbuhan,
berbeda dengan api yang mengandung unsur gegabah, kedunguan, tergesa-gesa dan
membakar.
Selanjutnya,
Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sebagai bentuk penghormatan baginya,
dan meniupkan ruh ciptaan-Nya pada Adam. Karena itulah Allah memerintahkan para
malaikat untuk sujud pada Adam, seperti yang Allah sampaikan, “Dan ingatlah
ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sungguh, Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang diberi bentuk.
Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan
roh (ciptaan)-Ku kedalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.’
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali Iblis. Ia
enggan ikut bersama-sama para (malaikat) yang sujud itu.
Dia
(Allah) berfirman, ‘Wahai Iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama
mereka?’ Ia (Iblis) berkata, ‘Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia
yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.’ Dia (Allah) berfirman, ‘(Kalau begitu) keluarlah dari surga,
karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu
sampai hari Kiamat.’” (Al-Ḫijr, 15 : 26-35).
Iblis
mengemukakan alasan yang sama sekali tidak membawa guna, dan alasannya itu
lebih berat dari dosa yang ia lakukan, seperti yang Allah sampaikan dalam surah
Al-Isrâ, “Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
‘Sujudlah kamu semua kepada Adam,’ lalu mereka sujud, kecual Iblis. Ia (Iblis)
berkata, ‘Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari
tanah?’ Ia (Iblis) berkata, ‘Terangkanlah kepadaku, inikah yang lebih Engkau
muliakan daripada aku? Sekiranya Engkau memberi waktu kepadaku sampai hari
Kiamat, pasti akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.’
Dia
(Allah) berfirman, ‘Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang
mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai
pembalasan yang cukup. Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang
engkau (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu
terhadap mereka.’ Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada
mereka. ‘Sesungguhnya, (terhadap) hamba-hamba-Ku, engkau (Iblis) tidaklah dapat
berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabbmu sebagai penjaga.’” (Al-Isrâ, 17 :
61-65).
Dalam surah
Al-Kahfi, Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka mereka pun sujud keculai Iblis. Dia
adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai Tuhannya. Pantaskah kamu
menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka
adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi
orang yang zalim.” (Al-Kahfi, 18 : 50).
Yaitu, Iblis
tidak mau taat kepada Allah dengan sengaja, semena-mena dan sombong untuk
melakukan perintah-Nya. Ini tidak lain karena Iblis telah dikhianati oleh
tabiat dan asal-usul penciptannya yang buruk itu pada saat amat diperlukan,
karena ia diciptakan dari api seperti yang telah disampaikan Allah.
Disebutkan
dalam kitak Shaḫîḫ Muslim, dari Aisyah, dari Rasulullah SAW., beliau
bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya ‘Arsy, jin diciptakan dari nyala
api, dan Adam diciptakan dari (bahan) yang telah disebutkan pada kalian.”[14]
Iblis
Bukan Golongan Malaikat
Hasan
Al-Bashri menuturkan, “Iblis sama sekali bukan golongan malaikat.” Syahr bin
Hausyab menuturkan, “Pada mulanya Iblis berasal dari golongan jin. Namun kala
mereka berbuat onar di bumi, Allah mengutus sepasukan malaikat, membunuh dan
mengusir mereka ke semenanjung-semenanjung lautan. Iblis termasuk di antara jin
yang ditawan, kemudian dibawa naik ke langit, kemudian ia singgah di sana. Saat
para malaikat diperintahkan bersujud, Iblis enggan menurut perintah itu.
Ibnu Mas’ud,[15]
Ibnu Abbas, sejumlah shahabat lain, Sa’id bin Musayyib dan lainnya menyatakan, “Iblis
pada mulanya adalah pemimpin para malaikat di langit paling bawah.”
Ibnu Abbas
menambahkan, “Namanya Azazil.” Riwayat lain dari Ibnu Abbas menyebutkan,
“Namanya Harits.” An-Nuqasy menyatakan, “Kuniah-nya Abu Kardus.”
Ibnu Abbas
menyatakan, “Iblis berasal dari salah satu golongan malaikat bernama Jin,
mereka bertugas menjaga surga. Ia termasuk yang paling mulia, paling banyak
ilmu dan ibadah di antara mereka, dan memiliki empat sayap. Namun kemudian
Allah mengubah wujudnya menjadi setan yang terkutuk.”
Iblis
Berencana Memperdaya Anak Cucu Adam
Allah SWT.
berfirman dalam surah Shâd, “(Ingatlah) ketika Rabbmu berfirman kepada
malaikat, ‘Sesungguhnya, Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian
apabila Aku telah sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku
kepadanya, maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.’ Lalu para malaikat
itu bersujud semuanya, kecuali Iblis, ia menyombongkan diri dan ia termasuk
golongan yang kafir. (Allah) berfirman, ‘Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu
sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu
menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?’
(Iblis) berkata, ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari
api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’
(Allah)
berfirman, ‘Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya, kamu adalah
makhluk yang terkutuk. Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari
pembalasan.’ (Iblis) berkata, ‘Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari
mereka dibangkitkan.’ (Allah) befirman, ‘Maka sesungguhnya kamu termasuk
golongan yang diberi penangguhan, sampai pada hari yang telah ditentukan
waktunya (hari Kiamat).’ (Iblis) menjawab, ‘Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpiling di antara
mereka.’ (Allah) berfirman, ‘Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya
kebenaran itulah yang Aku katakan. Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahannam
dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka
semuanya.’” (Shâd, 38 : 71-78).
Dan dalam
surah Al-A’râf, Allah SWT. berfirman, “(Iblis) menjawab, ‘Karena Engkau
telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu
yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari
belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur.’” (Al-A’râf, 7 : 16-17). Yaitu, karena Engkau
telah menyesatkanku, maka aku pasti selalu mengintai jalan mereka, akan
kudatangi mereka dari seluruh penjuru mata angin. Bahagialah siapa pun yang
menentang Iblis, dan amat celaka siapa pun yang mengikutinya.
Imam Ahmad[16]
menuturkan, Hasyim bin Qasim bercerita kepada kami, Abu Uqail – Abdullah bin
Uqail Ats-Tsaqafi – bercerita kepada kami, Musa bin Musayyib bercerita kepada
kami, dari Salim bin Abu Ja’ad, dari Subrah bin Abu Fakah, ia mendengar
Rasulullah SAW. bersabda, “Sungguh, setan mengintai seluruh jalan anak Adam,”
dan seterusnya.[17]
Hawa
Diciptakan dari Tulang Rusuk Nabi Adam
Allah
memerintahkan Adam untuk tinggal di surga bersama istrinya, Allah SWT.
berfirman, “Dan Kami berfirman, ‘Wahai Adam! Tinggalah engkau dan istrimu di
dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana
sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk
orang-orang zalim!’” (Al-Baqarah, 2 : 35).
Dalam surah
Al-A’râf, Allah SWT. berfirman, “Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam
keadaan terhina dan terusir! Sesungguhnya, barang siapa di antara mereka ada
yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua.’”
(Al-A’râf, 7 : 18)
Rangkaian
ayat ini menunjukkan, Hawa diciptakan sebelum Adam masuk surga, juga seperti
yang disampaikan dalam firman Allah SWT., “Wahai Adam! Tinggalah engkau dan
istrimu di dalam surga.” (Al-Baqarah, 2 : 35). Demikian secara tegas
dinyatakan oleh Ishaq bin Yasar,[18]
dan memang selaras dengan tekstual ayat-ayat di atas.
Namun,
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih dan Abu Malik dari Ibnu Abbas, dari
Murrah, dari Ibnu Mas’ud, dari sejumlah sahabat, mereka mengatakan, “Iblis
dikeluarkan dari surga dan Adam di tempatkan di surga. Adam berjalan di sana
seorang diri tanpa seorang istri mendampingi agar bisa merasa senang. Adam lalu
terlelap sesaat, setelah bangun, ternyata ada seorang wanita duduk di dekat
kepalanya, ia diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam. Adam bertanya, ‘Kamu
siap?’ Aku seorang wanita.’ Jawab Hawa. ‘Kenapa kau diciptakan?’ Tanya Adam,
‘Agar kau merasa senang padaku.’ Jawabnya.
Para
malaikat kemudian bertanya kepada Adam karena mereka tahu luasnya ilmu Adam,
‘Siapa namanya, wahai Adam?’ Nabi Adam menjawab, ‘Namanya Hawa.’ ‘ Kenapa
disebut Hawa?’ Tanya para malaikat. ‘Karena ia diciptakan dari benda hidup.’
Jawab Adam.
Muhammad bin
Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Hawa diciptakan dari tulang rusuk kiri yang
paling pendek saat ia tidur, kemudian tulang tersebut diganti dengan daging.
Bukti
penguat pendapat ini adalah firman Allah SWT., “Wahai manusia! Bertakwalah
kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan
(Allah) menciptakan pasangannya (Hawa)dari (diri)nya, dan dari keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada
Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”
(An-Nisâ, 4 : 1).
Dan
firman-Nya. “Dialah yang menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam) dan
daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya
(suami istri) bermohon kepada Allah, Rabb mereka (seraya berkata), ‘Jika Engkau
memberi kami anak yang shaleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.’” (Al-A’râf,
7 : 189).
Disebutkan
dalam kitab Shahihain, dari hadits Zaidah, dari Maisarah Al-Asyja’i,
dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah,[19]
dari Nabi SAW. beliau berasbda, “Terimalah perintahku (untuk memperlakukan)
wanita dengan baik, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang
rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kau biarkan, ia akan
tetap bengkok. Maka terimalah perintahku (untuk memperlakukan) wanita dengan
baik.” Matan hadits ini sesuai riwayat Imam Bukhari.[20]
[12]
Muhammad bin Sirin, Syaikh Bashrah, Imam para ahli tafsir mimpi, meninggal
dunia tahun 110 H, (Syadzarâtudz Dzahab, I/138).
[13] Tafsir
Ath-Thabari (VIII/98).
[14] Shaḫîḫ
Muslim, kitab: Zuhud, Bab sejumlah hadits secara terpisah.
[15]
Abdullah bin Mas’ud, Abu Abdurrahman Adz-Dzuhali, meninggal dunia tahun 32 H. (Asadul
Ghâbah, III/384, Al-Ishâbah, II/360).
[16] Ahmad
bin Hanbal Adz-Dzuhali Asy-Syaibani Al-Marwazi Abu Abdullah, meninggal dunia
tahun 214 H. (Syadzarâtudz Dzahab, II/96).
[17] HR.
Ahmad dalam Musnad-nya (III/483), An-Nasa’i dalam kitab jihad, Bab:
pahala orang yang masuk Islam, berhijrah dan berjihad.
[18] Ishaq
bin Yasar Abu Bakar Al-Muttallibi, bekas budak kabilah Al-Muttallibi.
(Tahdzîbut Tahdzîb, XIII/23).
[19]
Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dusi, meninggal dunia tahun 58 H. (Asadul Ghâbah,
II/278 dan Al-Ishâbah, I/543).
[20] Shaḫîḫ
Bukhari, Kitab: Para Nabi, Bab: Penciptaan Adam dan Keturunannya, Shaḫîḫ
Muslim, Kitab: Susuan, Bab : Perintah untuk Memperlakukan Wanita Bengan
Baik.
0 Response to "Nabi Adam As. Bagian 2"
Post a Comment
Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.