بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Kisah Nabi Nuh عليه سلام Bagian 6

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah
بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم

Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم, puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah l yang telah memberikan kesehatan kepada kita dan memberikan kesabaran terhadap setiap ujian yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Semoga kita selalu berada dalam rahmat-Nya. امين

اقرأ :

(Apabila simbol untuk gelar Rasul dan Allah tidak muncul di layar Anda, silahkan download font berikut agar simbol dapat muncul sebagaimana mestinya.Download Font Di Sini 

Ibadah Seorang Hamba - Pribadi Nuh
Picture of albashirah.com
Ibadah Seorang Hamba

 SEKELEMUT KABAR TENTANG PRIBADI NUH p
Allah k berfirman, “Sesungguhnya, dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (Al-Isrâ’, 17 : 3). Diriwayatkan, Nuh senantiasa memuji Allah atas nikmat makanan, minuman, pakaian, dan segala sesuatunya.

Imam Ahmad menuturkan, “Abu Usamah bercerita kepada kami, Zakaria bin Abu Zaidah Tsanaa, dari Sa’id bin Abu Burdah, dari Anas bin Malik, ia menuturkan, ‘Rasulullah n bersabda, ‘Sungguh, Allah ridha terhadap seorang hamba yang memakan suatu makanan lalu memuji Allah atas makanan itu, atau meminum suatu minuman lalu memuji Allah atas minuman itu.’”

Hadits yang sama juga diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasa`i dari hadits Abu Usamah.[15]

Secara lahir, syukur itulah yang menggerakkan amalan hati, lisan dan perbuatan, karena syukur harus diungkapkan secara lahir dan batin, seperti pujangga katakan;
                Tiga hal sebagai ungkapan rasa syukurku pada-Mu
                Tangan, lisan dan hati yang tiada terlihat


PUASA NUH p
Ibnu Majah menyebutkan; bab puasa Nuh p; Sahal bin Abu Sahal bercerita kepada kami, Sa’id bin Abu Maryam bercerita kepada kami, dari Ibnu Lahi’ah, dari Ja’far bin Rabi’ah, dari Abu Firas, ia mendengar Abdullah bin Amr mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Nuh berpuasa sepanjang tahun, kecuali pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.’”

Seperti itu juga diriwayatkan Ibnu Majah dari jalur Abdullah bin Lahi’ah dengan sanad dan bentuk matannya.[16]

Thabrani menuturkan, “Abu Zanba’ Rauh bin Faraj bercerita kepada kami, Umar bin Khalid Al-Harani bercerita kepada kami, Ibnu Lahi’ah bercerita kepada kami, dari Abu Qatadah, dari Yazid, dari Rabbah bin Abu Faras, ia mendengar Abdullah bin Umar mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah n bersabda, ‘Nuh berpuasa sepanjang tahun, kecuali pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Dawud berpuasa separuh tahun. Dan Ibrahim berpuasa tiga hari setiap bulan, ia berpuasa sepanjang tahun dan berbuka sepanjang tahun.’”


IBADAH HAJI NUH p
Al-Hafizh Abu Ya’la menuturkan, “Sufyan bin Waki’ bercerita kepada kami, ayahku bercerita kepada kami, dari Zam’ah—bin Abu Shalih—dari Salamah bin Dahran, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, ‘Rasulullah n pergi untuk menunaikan ibadah haji, saat tiba di lembah Usfan, beliau bertanya, ‘Hai Abu Bakar! Lembah apa ini?’ ‘Lembah Usfan,’[17] jawab Abu Bakar.

Beliau kemudian bersabda, ‘Sungguh, lembah ini pernah dilalui Nuh, Hud, dan Ibrahim dengan mengendarai unta jantan milik mereka, tali kekang mereka sabut, sarung mereka mantel dan pakaian mereka adalah kain bergaris (putih hitam), mereka berkunjung ke Baitul Atiq (untuk menunaikan ibadah haji).’”[18] Hadits ini gharib.


WASIAT NUH UNTUK ANAKNYA
Imam Ahmad menuturkan, “Sulaiman bin Harb bercerita kepada kami, Hammad bin Zaid bercerita kepada kami, dari Shaq’ab bin Zuhair, dari Zaid bin Aslam—Hammad berkata, ‘Aku kira riwayat ini dari Atha` bin Yasar, dari Abdullah bin Amr, ia menuturkan, ‘Suatu ketika kami berada di dekat Rasulullah n, kemudian ada seorang Badui datang, ia mengenakan jubah panjang dengan manset sutera, beliau kemudian berkata, ‘Ketahuilah! Kawan kalian ini telah mengalahkan semua jagoan keturunan jagoan—atau beliau katakan, ‘Ingin mengalahkan semua jagoan keturunan jagoan, dan mengangkat semua pemimpin keturunan pemimpin.’

Rasulullah n kemudian meraih kerah jubahnya lalu berkata, ‘Kau terlihat mengenakan pakaian orang yang tidak berakal.’ Setelah itu beliau mengatakan, ‘Menjelang kematian, Nabi Allah Nuh p berkata kepada anaknya, ‘Sungguh, aku akan menyampaikan wasiat kepadamu. Aku perintahkan dua hal padamu dan aku melarangmu melakukan dua hal; aku memerintahkanmu untuk (mengucapkan dan mengamalkan) ‘Lâ ilâha illallâh,’ karena andai kata tujuh langit dan tujuh bumi diletakkan dalam salah satu sisi timbangan, dan ‘Lâ ilâha illallâh’ diletakkan di sisi lainnya, tentu ‘Lâ ilâha illallâh’ lebih berat darinya, karena dengannya segala sesuatu terhubung, karenanya seluruh makhluk diberi rezeki, dan aku melarangmu berbuat syirik dan sombong.’

Abdullah bin Amr mengatakan, ‘Aku bertanya—atau beliau ditanya, ‘Wahai Rasulullah, syirik sudah kita ketahui, lalu apa itu kesombongan? Apakah jika salah seorang dari kami mengenakan dua sandal bagus dengan dua tali sandal bagus pula (disebut sombong)?’ ‘Tidak,’ jawab beliau. ‘Apakah jika salah seorang di antara kami mengenakan baju bagus (disebut sombong)?’ tanya Abdullah bin Amr. ‘Tidak,’ jawab beliau. ‘Apakah jika salah seorang dari kami memiliki teman-teman untuk berkawan (disebut sombong)?’ tanyanya kembali. ‘Tidak,’ jawab beliau. Aku berkata—atau dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, lalu apa itu kesombongan?’ ‘(Sombong adalah) menolak kebenaran dan meremehkan orang lain,’ jawab beliau.”

Sanad hadits ini shahih, hanya saja tidak ditakhrij Imam Bukhari dan Muslim.[19]

Juga diriwayatkan Abu Qasim Thabrani dari hadits Abdurrahim bin Sulaiman dari Muhammad bin Ishaq, dari Amr bin Dinar, dari Abdullah bin Amr, Rasulullah n bersabda, “Di antara wasiat Nuh untuk anaknya; ‘Aku wasiatkan dua hal padamu, dan aku melarangmu melakukan dua hal,’ Thabrani menyebutkan seperti lanjutan riwayat di atas.

Juga diriwayatkan Abu Bakar Al-Bazzar dari Ibrahim bin Sa’id, dari Abu Mu’awiyah Adh-Dharir, dari Muhammad bin Ishaq, dari Amr bin Dinar, dari Abdullah bin Umar bin Khaththab, dari Nabi n, dengan matan serupa. Sepertinya, riwayat ini bersumber dari Abdullah bin Amr bin Ash, seperti yang diriwayatkan Ahmad dan Thabrani. Wallâhu a’lam.

Ahli Kitab menyatakan, saat naik kapal, Nuh berusia 600 tahun. Riwayat dari Ibnu Abbas terkait hal ini sudah kami sebutkan sebelumnya. Dalam riwayat ini ditambahkan; setelah itu Nuh hidup selama 350 tahun. Pernyataan ini harus dikaji lebih dalam. Selanjutnya, jika tidak bisa disinkronkan dengan petunjuk nash Al-Qur’an, berarti pernyataan tersebut jelas sekali keliru. Karena, nash Al-Qur’an menunjukkan bahwa Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama seribu tahun kurang 50 tahun setelah diangkat sebagai nabi dan sebelum banjir bah terjadi, setelah itu kaum Nuh tertimpa banjir bah, dan mereka berada dalam keadaan zalim. Namun setelah itu Allah tidak menyebutkan, berapa lama Nuh hidup.

Jika riwayat di atas terjaga dari Ibnu Abbas, maksudnya Nuh diangkat sebagai nabi dalam usia 480 tahun, atau ia hidup selama 350 tahun setelah banjir bah terjadi, berarti usia Nuh 1780 tahun.

Terkait makan Nuh p, Ibnu Jarir dan Al-Azraqi meriwayatkan dari Abdurrahman bin Sabith, atau tabi’in lain secara mursal, bahwa makam Nuh ada di Masjidil Haram.

Riwayat ini lebih kuat dan valid dari penuturan sebagian besar kalangan ahli sejarah kontemporer yang menyebut makam Nuh berada di sebuah kawasan yang saat ini disebut Kurk Nuh,[20] dan di sana ada sebuah Masjid Jami’ yang didirikan karena hal tersebut. Wallâhu a’lam.




الحمد لله









[15] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (III/100, 117), Muslim dalam kitab Shahih-nya, kitab: Zikir, bab: Anjuran memuji Allah setelah makan dan minum, At-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya, kitab: Makanan, bab: Riwayat tentang mengucapkan hamdalah seusai makan.
[16] HR. Ibnu Majah dalam kitab Sunan-nya, kitab: Puasa, bab: Riwayat tentang puasa Nuh , dalam sanad hadits ini terdapat perawi bernama Abdullah bin Lahi’ah. Ibnu Hajar memberi komentar: “Ia perawi tingkatan shaduq, termasuk jajaran perawi tingkatan ketujuh, hafalannya kacau setelah kitab-kitabnya terbakar.” (At-Taqrîb, I/444).
[17] Usfan adalah sebuah lembah tertalak di jalan Mekkah dan Madinah. (Mu’jamul Buldân, III/121).
[18] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (I/232).
[19] HR. Ahmad dalam Musnad-nya (II/170).
[20] Kurk Nuh adalah sebuah perkampungan besar di dekat Ba’labak. Penduduk setempat mengklaim di sana terdapat makam Nuh  (Mu’jamul Buldân, IV/453).

0 Response to "Kisah Nabi Nuh عليه سلام Bagian 6"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.