بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Kisah Nabi Hud اسلام عليكم Bagian 1

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah
ـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم

Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم, puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah l yang telah memberikan kesehatan kepada kita dan memberikan kesabaran terhadap setiap ujian yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Semoga kita selalu berada dalam rahmat-Nya. امين
Shalawat teriring salam semoga terlimpah kepada nabi dan rasul yang diutus untuk menebar rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad n.

 اقرأ :

(Apabila simbol untuk gelar Rasul dan Allah tidak muncul di layar Anda, silahkan download font berikut agar simbol dapat muncul sebagaimana mestinya.Download Font Di Sini

Kisah Nabi Hud
Pic of waazin.blogspot.com
Kisah Nabi Hud 'as.


Ia adalah Hud bin Shalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Salah stau sumber menyatakan, Hud adalah Abir bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Sumber lain menyebut Hud bin Abdullah bin Rabbah Al-Jarud bin Ad bin Aush bin Iram bin Sam bin Nuh, seperti yang disebutkan Ibnu Jarir.

Kaum Hud berasal dari sebuah kabilah bernama Ad bin Aush bin Sam bin Nuh. Mereka adalah bangsa Arab yang tinggal di pegunungan-pegunungan pasir di Yaman, tepatnya di antara Oman dan Hadhramaut, di kawasan sepanjang pantai bernama Syahar, lembah mereka bernama Mughits.

Mereka sering kali tinggal di dalam perkemahan-perkemahan dengan tiang-tiang yang besar, seperti yang disampaikan Allah, “Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Rabbmu berbuat terhadap (kaum) Ad? (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi.” (Al-Fajr, 89 : 6-7). Yaitu penduduk Iram dari kabilah Ad, mereka adalah kaum Ad pertama. Sementara Ad kedua munculnya belakangan, seperti yang akan dijelaskan berikutnya pada bagian tersendiri. :) Yang shahih dalam ayat ini adalah kaum Ad pertama, seperti yang telah dijelaskan dalam kitab tafsir Ibnu Katsir.

Bagi yang menyatakan bahwa Iram adalah sebuah kota yang berpindah-pindah di muka bumi, kadang di Syam, Yaman, Hijaz, dan kadang di tempat lain, pernyataan ini menyimpang, tidak berdasar dan tidak memiliki bukti nyata yang bisa dijadikan pijakan ataupun sandaran.

Hud adalah Seorang Nabi Utusan Allah
Disebutkan dalam kitab Shaḥîḥ Ibnu Hibban, dari Abu Dzar dalam hadits yang panjang tentang para nabi dan rasul, disebutkan; “Empat di antara mereka berasal dari bangsa Arab; Hud, Shalih, Syu'aib, dan nabimu, wahai Abu Dzar.”

Bangsa Arab sebelum masa Isma'il disebut Arab ‘aribah, mereka terdiri dari banyak sekali kabilah, di antaranya Ad, Ṡamud, Jurhum, Thasam, Juamis, Umaim, Madyan, Amlaq, Ubail, Jasim, Qahthan, Bani Yaqthin, dan lainnya.

Sementara bangsa Arab musta’rabah, mereka adalah keturunan Isma'il bin Ibrahim Al-Khalil. Isma'il bin Ibrahim adalah orang pertama yang berbicara dengan bahasa Arab fasih. Ia mempelajari bahasa ini dari kabilah Jurhum yang singgah di dekat ibunya di tanah Haram, seperti yang akan disampaikan di bagiannya nanti, انشاء الله. Namun Allah membuat Isma'il menuturkan bahasa Arab dengan sangat lebih fasih sekali. Seperti itu juga bahasa yang digunakan Rasulullah n.

Kaum Ad generasi pertama adalah orang-orang yang pertama kali menyembah berhala setelah banjir besar. Berhala mereka ada tiga; Sadd, Ṡamud, dan Hera.

Kisah Hud p Dalam Al-Qur’an
Allah kemudian mengutus Hud di tengah-tengah mereka. Hud menyeru mereka menuju Allah, seperti yang Allah sampaikan setelah mengisahkan kaum Nuh dalam surah Al-A’râf, 7 : 65-72.

Allah k juga berfirman setelah menuturkan kisah Nuh dalam surah Hûd, 11 : 50-60 dan surah Al-Mu’minûn, 23 : 31-41.
·         Asy-Syu’arâ`, 26 : 123-140
·         Fuṣṣilat, 41 : 15-16
·         Al-Aḥqâf, 46 : 21-25
·         Adz-Dzâriyât, 51 : 41-42
·         An-Najm, 53 : 50-55
·         Al-Qamar, 54 : 18-22
·         Al-Ḥâqqah, 69 : 6-8
·         Al-Fajr, 89 : 6-14
Kisah kaum Ad juga tertera dalam surah At-Taubah, Ibrahim, Al-Furqan, Al-Ankabût, Shâd, dan Qâf.

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, kami akan mencoba menuangkan kisah kaum Nabi Hud secara global di sini, dengan menyertakan hadits-hadits terkait.

Seperti telah kami singgung sebelumnya, kaum Ad adalah umat pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar, seperti yang terlihat jelas dalam firman Allah k, “Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan.” (Al-A’râf, 7 : 69). Yaitu, Allah menjadikan mereka sebagai orang-orang terkuat pada masanya dari sisi fisik dan kekuatan. Dalam surah Al-Mu’minûn Allah k berfirman, “Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum Ad).” (Al-Mu’minûn, 23 : 31). Mereka adalah kaum Ad menurut pendapat yang shahih.

Yang lain menyebut, mereka adalah kaum Ṡamud berdasarkan firman Allah k, “Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim.” (Al-Mu’minûn, 23 : 41). Mereka menyatakan, kaum yang dibinasakan dengan suara mengguntur adalah kaum Shalih. “Sedangkan kaum Ad, mereka telah dibinasakan denga angin topan yang sangat dingin.” (Al-Ḥâqqah, 69 : 6-8). Pernyataan mereka ini tidaklah menghalangi jika kaum Ad juga tertimpa suara mengguntur, selain angin topan yang sangat dingin, seperti yang akan disampaikan berikutnya dalam kisah penduduk Madyan, penghuni kawasan berhutan. Mereka tertimpa berbagai macam azab. Tidak ada perbedaan pendapat bahwa kaum Ad lebih dulu ada sebelum kaum Ṡamud.

Intinya, kaum Ad bersikap kasar, ingkar, semena-mena dan melampaui batas dalam menyembah berhala. Allah kemudian mengutus seseorang di tengah-tengah mereka, dari golongan mereka sendiri, menyeru untuk beribadah kepada Allah semata dengan ikhlas, tapi mereka malah mendustakan, menentang, dan menghinanya. Akhirnya, Allah menyiksa mereka dengan azab dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.

Saat memerintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah, mendorong mereka untuk taat dan memohon ampunan pada-Nya, Hud menjanjikan kebaikan dunia dan akhirat, dan mengancam hukuman dunia dan akhirat bagi siapa pun yang menentang. “Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya berkata, ‘Sesungguhnya, kami memandang kamu benar-benar kurang waras.’” Yaitu ajaran yang kau serukan kepada kami ini benar-benar kurang waras jika dibandingkan dengan penyembahan berhala yang kami lakukan, berhala-berhala yang bisa diharapkan untuk memberikan pertolongan dan rezeki. Di samping itu, kami menduga kau berdusta terkait pernyataanmu bahwa Allah mengutusmu (sebagai seorang rasul).

Dia (Hud) menjawab, ‘Wahai kaumku! Bukan aku kurang waras, tetapi aku ini adalah Rasul dari Rabb seluruh alam,’” yaitu dugaan dan keyakinan kalian sama sekali tidak benar. “Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasihat yang terpercaya kepada kamu,” menyampaikan suatu amanat mengharuskan tidak berdusta terkait inti yang disampaikan, tidak boleh ditambahi ataupun dikurangi. Harus disampaikan dengan kata-kata yang jelas, singkat, dan menyeluruh, tanpa sedikit pun menyisipkan ketidakjelasan, perbedaan, dan ketimpangan.

Meski menyampaikan amanat Allah dalam bentuk nasihat yang begitu tulus, penuh kasih sayang, dan amat berharap agar kaumnya mendapat petunjuk, Hud sedikit pun tidak mengharap imbalan ataupun upah dari mereka. Hud menyampaikan dakwah dan nasihat ikhlas semata untuk Allah k, hanya mengharap imbalan dari Rabb yang mengutusnya, karena kebaikan dunia akhirat sepenuhnya berada di tangan-Nya, dan segala urusan juga berada di tangan-Nya.

Karena itulah Hud mengatakan, “Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanya dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (Hûd, 11 : 51). Yaitu, bukankah kalian mempunyai akal pikiran untuk bisa membedakan dan memahami, bahwa aku menyeru kalian menuju kebenaran yang nyata yang diakui oleh fitrah yang mana kalian diciptakan sesuai fitrah itu. Menuju agama kebenaran yang diutuskan Allah kepada Nuh, barang siapa yang menentangnya maka berakhir dengan kebinasaan. Aku pun menyeru kalian menuju agama itu tanpa meminta imbalan apa pun dari kalian, aku hanya meminta imbalan di sisi Allah, Yang Kuasa untuk menimpakan mara bahaya dan memberi manfaat.


Oleh karena itu, orang yang beriman kepada Yasin berkata, “Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah (Rabb) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nyalah kamu (semua) akan dikembalikan?” (Yâsin, 36 : 21-22).



Bersambung... إن شاء الله

4 Responses to "Kisah Nabi Hud اسلام عليكم Bagian 1"

  1. mantap gan infonya jelas banget. thanks for info

    kunjungan balik ke http://wajahilmu.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren blognya gan, thanks for stopping by.. :)

      Delete
  2. ada banyak pelajaranya..nice :)

    ReplyDelete

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.