Qishash
al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم, semoga kita
semua diberi kesehatan dan rizky yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan
akhirat oleh Allah l.
امين
Sobat
Rahimakumullah, kali ini ane mu cerita tentang Kisah Nabi Nuh q.
Pada bagian ini ane coba bahas mulai dari Nasab hingga kisahnya yang
disebutkan dalam Al-Qur’an.
Langsung
aja shab, selengkapnya di sini... :) Semoga bermanfaat.
اقرأ :
Namanya
Nuh bin Lamik bin Muttawsyalakh bin Khanukh—Idris—bin Yarid bin Mahlayil bin
Qanin bin Anusy bin Syaits bin Adam, ayah manusia.
Nuh
lahir 116 tahun setelah Adam meninggal dunia, menurut penjelasan Ibnu Jarir dan
lainnya.
Berdasarkan
sejarah Ahli Kitab di atas, Nuh lahir 146 tahun setelah Adam meninggal dunia,
karena di antara kedunya terpaut sepuluh generasi, seperti yang dinyatakan
Al-Hafizh Abu Hatim bin Hibban dalam kitab Shahih-nya; Muhammad bin Umar
bin Yusuf bercerita kepada kami, Abu Taubah bercerita kepada kami, Mu’awiyah
bin Salam bercerita kepada kami, dari saudaranya, Zaid bin Salam, “Aku
mendengar Abu Salam mengatakan, ‘Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah
Adam seorang nabi?’ ‘Ya, ia diberi wahyu.’ Jawab beliau. ‘Berapa jarak waktu
antara dia dengan Nuh?’ tanya orang itu. ‘Sepuluh generasi.’ Jawab beliau.
Hadits ini sesuai dengan syarat Muslim, hanya saja tidak ia takhrij.[1]
Disebutkan
dalam Shaḫîḫ Bukhari, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Antara Adam dan
Nuh terpaut sepuluh generasi, mereka semua memeluk Islam.”
Jika
yang dimaksud qarn dalam riwayat ini adalah rentang waktu selama seratus
tahun—seperti yang dipahami banyak orang—berarti keduanya terpaut selama seribu
tahun. Namun tidak menutup kemungkinan jika rentang waktunya lebih dari itu
dengan mengacu pada batasan Islam yang disampaikan Ibnu Abbas, karena bisa jadi
diantara keduanya terdapat generasi-generasi lain dimana manusia yang ada saat
itu tidak memeluk Islam. Hanya saja Abu Umamah secara tegas membatasi sepuluh
generasi. Ibnu Abbas menambahkan, mereka semua memeluk Islam.
Riwayat
ini membantah pernyataan ahli sejarah dan Ahli Kitab yang mengatakan bahwa
Qabil dan anak keturunannya menyembah api. Wallâhu a’lam.
Namun
jika yang dimaksud qarn dalam hadits ini adalah generasi manusia,
seperti yang disebut dalam firman Allah k,
“Dan berapa banyak kaum setelah Nuh.” (Al-Isrâ`, 17 : 17). “Kemudian
setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum ‘Ad).” (Al-Mu’minûn, 23
: 31). “Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan
banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Al-Furqân,
25 : 32). “Dan berapa banyak umat (yang ingkar) yang telah Kami binasakan
sebelum mereka, padahal mereka lebih bagus perkakas rumah tangganya dan (lebih
sedap) dipandang mata.” (Maryam, 19 : 74). Juga berdasarkan sabda Nabi n, “Masa terbaik adalah masaku.”
Mengingat sebelum Nuh terhadap generasi yang memakmurkan bumi dalam rentang
waktu yang panjang, berarti jarak waktu antara Adam dan Nuh terpaut ribuan
tahun lamanya. Wallâhu a’lam.
Secara
garis besar, Nuh hanya diutus Allah kala berhala-berhala dan thagut
(sesembahan selain Allah) diibadahi, ketika manusia terjerumus dalam kesesatan
dan kekafiran. Allah kemudian mengutus Nuh sebagai rahmat untuk seluruh hamba.
Ia adalah rasul pertama yang diutus di muka bumi, seperti yang disampaikan
manusia kala berada di mauqif hari kiamat.
Kaum
nabi Nuh bernama Bani Rasib berdasarkan penuturan Ibnu Jarir dan lainnya.
Ulam
berbeda pendapat terkait usia Nuh saat diutus sebagai rasul. Sebagian menyebut
Nuh diutus saat berusia 50 tahun. Yang lain menyatakan saat Nuh berusia 350
tahun. Pendapat berbeda menyebut saat Nuh berusia 480 tahun. Kedua pendapat
pertama disampaikan Ibnu Jarir, dan pendapat yang ketiga oleh Ibnu Jarir
dinyatakan bersumber dari Ibnu Abbas.
Allah
menyebut kisah Nuh dan kaumnya, kisah azab dan banjir besar yang Allah turunkan
kepada mereka yang ingkar padanya, Allah menyelamatkan Nuh dan seluruh
penumpang perahu, di sejumlah tempat dalam Al-Qur’an, dan Allah menurunkan satu
surah utuh terkait Nuh (Surah Nûḫ).
Berikut
daftar surah yang menyebut Nuh dalam Al-Qur’an.
v
Al-A’râf, 7 : 59-64
v
Yûnus, 10 : 71-73
v
Hûd, 11 : 25-49
v
Al-Anbiyâ`, 21 : 76-77
v
Al-Mu’minûn, 23 : 23-30
v
Asy-Syu’arâ, 26 : 105-140
v
Al-‘Ankabût, 29 : 14-15
v
Ash-Shâffât, 37 : 75-82
v
Al-Qamar, 54 : 9-15
v
Nûh, 71 : 1-28
Kisah Nuh juga disebutkan di sejumlah bagian terpisah dalam Al-Qur’an.
Dalam kisah ini disebutkan, Allah memuji Nuh dan mencela siapa pun yang
menentangnya. Berikut daftar surahnya.
v
An-Nisâ`, 4 : 163-165
v
Al-An’âm, 6 : 83-87
v
At-Taubah, 9 : 70
v
Ibrâhîm, 14 : 9
v
Al-Isrâ`, 17 : 3 dan 17
v
Al-Aḫzâb, 33 : 7
v
Shâd, 38 : 12-14
v
Ghâfir, 40 : 5-6
v
Asy-Syûrâ, 42 : 13
v
Qâf, 50 : 12-14
v
Adz-Dzâriyât, 51 : 46
v
An-Najm, 53 : 52
v
Al-Ḫadîd, 57 : 26
v
At-Taḫrîm, 66 : 10
Keadaan Kaum Nuh Sebelum Diutusnya seorang Rasul
Terkait kisah yang terjadi antara Nuh dan kaumnya berdasarkan
penjelasan Al-Qur’an, sunnah, dan atsar, seperti yang telah kami sebutkan
sebelumnya melalui riwayat Ibnu Abbas, rentang waktu antara Adam dan Nuh
terpaut sepuluh generasi, mereka semua memeluk Islam, seperti diriwayatkan Imam
Bukhari. Juga sudah kami sampaikan, qarn yang dimaksud dalam hadits ini
adalah generasi atau masa lalu.
Setelah generasi-generasi saleh berlalu, terjadi sejumlah hal yang pada
akhirnya memicu manusia yang ada saat itu menyembah berhala.
Pemicu penyembahan berhala ini disebuutkan dalam riwayat Imam Bukhari
dari hadits Ibnu Juraij, dari Atha`, dari Ibnu Abbas saat menafsirkan firman
Allah k, “Dan mereka berkata,
‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’,
Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.’” (Nuh, 71 : 23). Ibnu Abbas mengatakan, “Ini
adalah nama orang-orang saleh di antara kaum Nuh. Setelah mereka meninggal
dunia, setan membisikkan pikiran jahat kepada kaum mereka untuk membuat
sejumlah patung yang diberi nama-nama mereka di majlis-majlis yang dulunya
biasa mereka hadiri. Mereka mewujudkan bisikan jahat setan itu, hanya saja
patung-patung tersebut belum disembah. Setelah mereka semua mati dan ilmu agama
lenyap, patung-patung tersebut disembah.”
Ibnu Abbas mengatakan, “Berhala-berhala yang ada di tengah-tengah kaum
Nuh ini selanjutnya muncul di kalangan bangsa Arab.”
Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Jarir menyebutkan; Ibnu Humaid bercerita
kepada kami, Mihran bercerita kepada kami, dari Sufyan, dari Musa, dari
Muhammad bin Qais, ia mengatakan, “Mereka (Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan
Nasr) adalah orang-orang saleh yang ada di antara generasi Adam dan Nuh, mereka
memiliki banyak pengikut yang menjadi teladan. Setelah orang-orang saleh
tersebut meninggal dunia, para pengikutnya yang menjadi panutan berkata, ‘Andai
kita membuat patung-patung mereka, tentu akan membuat kita lebih rindu untuk
beribadah kala teringat mereka.’ Mereka akhirnya membuat patung orang-orang
saleh tersebut. Setelah para pengikut tersebuut meninggal dunia dan muncul
generasi lain, Iblis datang menemui mereka dan berkata, ‘Mereka menyembah
orang-orang saleh itu pula, mereka meminta hujan.’ Akhirnya, patung orang-orang
saleh itu disembah.”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bin Zubair,[2]
ia mengatakan, “Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr adalah anak-anak Adam.
Wadd yang paling tua di antara mereka dan yang paling berbakti padanya.”
Ibnu Abi Hatim mengatakan, “Ahmad bin Manshur bercerita kepada kami,
Hasan bin Musa bercerita kepada kami, Ya’qub bercerita kepada kami, dari Abu
Muthahhir, ia menuturkan, ‘Orang-orang menyebut Yazir bin Muhallab di dekat Abu
Ja’far—Al-Baqir—yang tengah shalat. Seusai shalat, Abu Ja’far berkata, ‘Kalian
menyebut-nyebut Yazid bin Muhallab. Sungguh, ia terbunuh di bumi pertama dimana
selain Allah di sana.’ Abu Ja’far kemudian menuturkan tentang Wadd, ‘Ia adalah
lelaki saleh, ia amat disukai kaumnya. Saat ia meninggal dunia, kaumnya berdiam
diri di sekitar makamnya di sebuah kawasan Babilon dengan sedih. Ketika melihat
kesedihan mereka, Iblis berubah wujud menjadi seorang manusia dan berkata pada
mereka, ‘Aku melihat kalian sangat sedih ditinggal orang itu. Maukah jika aku
buatkan patung seperti orang itu di tempat perkumpulan kalian, sehingga kalian
akan selalu mengingatnya?’ ‘Tentu.’ Kata mereka. Iblis kemudian membuatkan
patung seperti wujud Wadd kepada mereka, lalu patung itu mereka letakkan di
tempat perkumpulan, mereka selalu mengenangnya. Saat melihatnya, mereka selalu
mengenang dan menyebut-nyebut Wadd, Iblis pun menawari, ‘Maukah jika aku
buatkan patung sepertinya di rumah masing-masing?’ ‘Tentu.’ Jawab mereka. Iblis
kemudian membuatkan patung sepertinya di setiap rumah. Mereka pun terus
mengenang dan menyebut-nyebutnya. Anak-anak mereka melihat apa yang mereka
lakukan terhadap patung tersebut. Setelah anak-anak mereka beranak-pinak dan
tujuan mengenang Wadd seperti yang dilakukan kaum pertama lenyap, patung Wadd
akhirnya dijadikan tuhan oleh cucu-cucu mereka, yang kemudian mereka sembah
selain Allah. Patung yang mereka sebut Wadd adalah makhluk pertama yang
disembah selain Allah.”
Rangkaian kisah di atas menunjukkan, setiap berhala tersebut disembah
oleh sekelompok manusia. Disebutkan, seiring perjalanan waktu, mereka
menjadikan patung-patung tersebut berbentuk tiga dimensi agar lebih meyakinkan
bagi mereka, setelah itu patung-patung tersebut disembah selain Allah k.
Disebutkan dalam kitab Shaḫîhain dari Rasulullah n, saat Ummu Salamah dan Ummu
Habibah menyebut-nyebut gereja yang mereka lihat di Habasyah bernama Maria di
dekat Nabi n, keduanya menyebut
keindahan dan patung-patung yang ada di sana. Nabi n
bersabda, “Mereka itu ketika ada orang saleh meninggal dunia, mereka mendirikan
masjid di atas makamnya, lalu mereka membuat patung tersebut. Mereka adalah
seburuk-buruk makhluk di sisi Allah l.”[3]
Bersambung... إن شاء
الله
#islam
#nabinuh #nuh #noah
[1] HR. Ibnu
Hibban dalam kitab Shahih-nya, Kitab: Sejarah, Bab: Awal mula
penciptaan.
[2] Urwah
bin Zubair bin Awwam Al-Asadi Abu Abdullah Al-Madani. Baca: Thabaqât Ibni
Sa’ad (V/132), Syadzarâtudz Dzahab (V/103), Tadzkiratul Ḫuffâzh
(I/62).
[3] Shaḫîḫ
Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Menggali kubur orang-orang musyrik Jahiliyah, Shaḫîḫ
Muslim, Kitab: Masjid-masjid, Bab: Larangan membangun masjid di atas
kuburan.

0 Response to "Kisah Nabi Nuh عليه سلام Bagian 1"
Post a Comment
Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.