بــــسم الله الرحمن الرحيم

"...dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan."
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Software Islami Ensiklopedi Hadits Kitab 9 Imam Berisi Kumpulan Hadits dan Terjemah.
Lihat Di Sini
1 2 3 4 5

Kisah Nabi Nuh عليه سلام Bagian 1

Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah

بـســـــــــــم الله الرحمن اللرحيم

Qishash al-Anbiya – Ibnu Katsir
اسلم عليكم, semoga kita semua diberi kesehatan dan rizky yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat oleh Allah l. امين
Sobat Rahimakumullah, kali ini ane mu cerita tentang Kisah Nabi Nuh q.  Pada bagian ini ane coba bahas mulai dari Nasab hingga kisahnya yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Langsung aja shab, selengkapnya di sini... :) Semoga bermanfaat.

اقرأ :


 
Kisah Nabi Nuh
Nabi Nuh 'as. - http://tareequlislam.files.wordpress.com

Namanya Nuh bin Lamik bin Muttawsyalakh bin Khanukh—Idris—bin Yarid bin Mahlayil bin Qanin bin Anusy bin Syaits bin Adam, ayah manusia.

Nuh lahir 116 tahun setelah Adam meninggal dunia, menurut penjelasan Ibnu Jarir dan lainnya.

Berdasarkan sejarah Ahli Kitab di atas, Nuh lahir 146 tahun setelah Adam meninggal dunia, karena di antara kedunya terpaut sepuluh generasi, seperti yang dinyatakan Al-Hafizh Abu Hatim bin Hibban dalam kitab Shahih-nya; Muhammad bin Umar bin Yusuf bercerita kepada kami, Abu Taubah bercerita kepada kami, Mu’awiyah bin Salam bercerita kepada kami, dari saudaranya, Zaid bin Salam, “Aku mendengar Abu Salam mengatakan, ‘Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah Adam seorang nabi?’ ‘Ya, ia diberi wahyu.’ Jawab beliau. ‘Berapa jarak waktu antara dia dengan Nuh?’ tanya orang itu. ‘Sepuluh generasi.’ Jawab beliau. Hadits ini sesuai dengan syarat Muslim, hanya saja tidak ia takhrij.[1]

Disebutkan dalam Shaḫîḫ Bukhari, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Antara Adam dan Nuh terpaut sepuluh generasi, mereka semua memeluk Islam.”

Jika yang dimaksud qarn dalam riwayat ini adalah rentang waktu selama seratus tahun—seperti yang dipahami banyak orang—berarti keduanya terpaut selama seribu tahun. Namun tidak menutup kemungkinan jika rentang waktunya lebih dari itu dengan mengacu pada batasan Islam yang disampaikan Ibnu Abbas, karena bisa jadi diantara keduanya terdapat generasi-generasi lain dimana manusia yang ada saat itu tidak memeluk Islam. Hanya saja Abu Umamah secara tegas membatasi sepuluh generasi. Ibnu Abbas menambahkan, mereka semua memeluk Islam.

Riwayat ini membantah pernyataan ahli sejarah dan Ahli Kitab yang mengatakan bahwa Qabil dan anak keturunannya menyembah api. Wallâhu a’lam.

Namun jika yang dimaksud qarn dalam hadits ini adalah generasi manusia, seperti yang disebut dalam firman Allah k, “Dan berapa banyak kaum setelah Nuh.” (Al-Isrâ`, 17 : 17). “Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum ‘Ad).” (Al-Mu’minûn, 23 : 31). “Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Al-Furqân, 25 : 32). “Dan berapa banyak umat (yang ingkar) yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal mereka lebih bagus perkakas rumah tangganya dan (lebih sedap) dipandang mata.” (Maryam, 19 : 74). Juga berdasarkan sabda Nabi n, “Masa terbaik adalah masaku.” Mengingat sebelum Nuh terhadap generasi yang memakmurkan bumi dalam rentang waktu yang panjang, berarti jarak waktu antara Adam dan Nuh terpaut ribuan tahun lamanya. Wallâhu a’lam.

Secara garis besar, Nuh hanya diutus Allah kala berhala-berhala dan thagut (sesembahan selain Allah) diibadahi, ketika manusia terjerumus dalam kesesatan dan kekafiran. Allah kemudian mengutus Nuh sebagai rahmat untuk seluruh hamba. Ia adalah rasul pertama yang diutus di muka bumi, seperti yang disampaikan manusia kala berada di mauqif hari kiamat.

Kaum nabi Nuh bernama Bani Rasib berdasarkan penuturan Ibnu Jarir dan lainnya.

Ulam berbeda pendapat terkait usia Nuh saat diutus sebagai rasul. Sebagian menyebut Nuh diutus saat berusia 50 tahun. Yang lain menyatakan saat Nuh berusia 350 tahun. Pendapat berbeda menyebut saat Nuh berusia 480 tahun. Kedua pendapat pertama disampaikan Ibnu Jarir, dan pendapat yang ketiga oleh Ibnu Jarir dinyatakan bersumber dari Ibnu Abbas.

Allah menyebut kisah Nuh dan kaumnya, kisah azab dan banjir besar yang Allah turunkan kepada mereka yang ingkar padanya, Allah menyelamatkan Nuh dan seluruh penumpang perahu, di sejumlah tempat dalam Al-Qur’an, dan Allah menurunkan satu surah utuh terkait Nuh (Surah Nûḫ).

Berikut daftar surah yang menyebut Nuh dalam Al-Qur’an.
v  Al-A’râf, 7 : 59-64
v  Yûnus, 10 : 71-73
v  Hûd, 11 : 25-49
v  Al-Anbiyâ`, 21 : 76-77
v  Al-Mu’minûn, 23 : 23-30
v  Asy-Syu’arâ, 26 : 105-140
v  Al-‘Ankabût, 29 : 14-15
v  Ash-Shâffât, 37 : 75-82
v  Al-Qamar, 54 : 9-15
v  Nûh, 71 : 1-28

Kisah Nuh juga disebutkan di sejumlah bagian terpisah dalam Al-Qur’an. Dalam kisah ini disebutkan, Allah memuji Nuh dan mencela siapa pun yang menentangnya. Berikut daftar surahnya.
v  An-Nisâ`, 4 : 163-165
v  Al-An’âm, 6 : 83-87
v  At-Taubah, 9 : 70
v  Ibrâhîm, 14 : 9
v  Al-Isrâ`, 17 : 3 dan 17
v  Al-Aḫzâb, 33 : 7
v  Shâd, 38 : 12-14
v  Ghâfir, 40 : 5-6
v  Asy-Syûrâ, 42 : 13
v  Qâf, 50 : 12-14
v  Adz-Dzâriyât, 51 : 46
v  An-Najm, 53 : 52
v  Al-Ḫadîd, 57 : 26
v  At-Taḫrîm, 66 : 10

Keadaan Kaum Nuh Sebelum Diutusnya seorang Rasul
Terkait kisah yang terjadi antara Nuh dan kaumnya berdasarkan penjelasan Al-Qur’an, sunnah, dan atsar, seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya melalui riwayat Ibnu Abbas, rentang waktu antara Adam dan Nuh terpaut sepuluh generasi, mereka semua memeluk Islam, seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Juga sudah kami sampaikan, qarn yang dimaksud dalam hadits ini adalah generasi atau masa lalu.

Setelah generasi-generasi saleh berlalu, terjadi sejumlah hal yang pada akhirnya memicu manusia yang ada saat itu menyembah berhala.

Pemicu penyembahan berhala ini disebuutkan dalam riwayat Imam Bukhari dari hadits Ibnu Juraij, dari Atha`, dari Ibnu Abbas saat menafsirkan firman Allah k, “Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.’” (Nuh, 71 : 23). Ibnu Abbas mengatakan, “Ini adalah nama orang-orang saleh di antara kaum Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, setan membisikkan pikiran jahat kepada kaum mereka untuk membuat sejumlah patung yang diberi nama-nama mereka di majlis-majlis yang dulunya biasa mereka hadiri. Mereka mewujudkan bisikan jahat setan itu, hanya saja patung-patung tersebut belum disembah. Setelah mereka semua mati dan ilmu agama lenyap, patung-patung tersebut disembah.”

Ibnu Abbas mengatakan, “Berhala-berhala yang ada di tengah-tengah kaum Nuh ini selanjutnya muncul di kalangan bangsa Arab.”

Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Jarir menyebutkan; Ibnu Humaid bercerita kepada kami, Mihran bercerita kepada kami, dari Sufyan, dari Musa, dari Muhammad bin Qais, ia mengatakan, “Mereka (Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr) adalah orang-orang saleh yang ada di antara generasi Adam dan Nuh, mereka memiliki banyak pengikut yang menjadi teladan. Setelah orang-orang saleh tersebut meninggal dunia, para pengikutnya yang menjadi panutan berkata, ‘Andai kita membuat patung-patung mereka, tentu akan membuat kita lebih rindu untuk beribadah kala teringat mereka.’ Mereka akhirnya membuat patung orang-orang saleh tersebut. Setelah para pengikut tersebuut meninggal dunia dan muncul generasi lain, Iblis datang menemui mereka dan berkata, ‘Mereka menyembah orang-orang saleh itu pula, mereka meminta hujan.’ Akhirnya, patung orang-orang saleh itu disembah.”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bin Zubair,[2] ia mengatakan, “Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr adalah anak-anak Adam. Wadd yang paling tua di antara mereka dan yang paling berbakti padanya.”

Ibnu Abi Hatim mengatakan, “Ahmad bin Manshur bercerita kepada kami, Hasan bin Musa bercerita kepada kami, Ya’qub bercerita kepada kami, dari Abu Muthahhir, ia menuturkan, ‘Orang-orang menyebut Yazir bin Muhallab di dekat Abu Ja’far—Al-Baqir—yang tengah shalat. Seusai shalat, Abu Ja’far berkata, ‘Kalian menyebut-nyebut Yazid bin Muhallab. Sungguh, ia terbunuh di bumi pertama dimana selain Allah di sana.’ Abu Ja’far kemudian menuturkan tentang Wadd, ‘Ia adalah lelaki saleh, ia amat disukai kaumnya. Saat ia meninggal dunia, kaumnya berdiam diri di sekitar makamnya di sebuah kawasan Babilon dengan sedih. Ketika melihat kesedihan mereka, Iblis berubah wujud menjadi seorang manusia dan berkata pada mereka, ‘Aku melihat kalian sangat sedih ditinggal orang itu. Maukah jika aku buatkan patung seperti orang itu di tempat perkumpulan kalian, sehingga kalian akan selalu mengingatnya?’ ‘Tentu.’ Kata mereka. Iblis kemudian membuatkan patung seperti wujud Wadd kepada mereka, lalu patung itu mereka letakkan di tempat perkumpulan, mereka selalu mengenangnya. Saat melihatnya, mereka selalu mengenang dan menyebut-nyebut Wadd, Iblis pun menawari, ‘Maukah jika aku buatkan patung sepertinya di rumah masing-masing?’ ‘Tentu.’ Jawab mereka. Iblis kemudian membuatkan patung sepertinya di setiap rumah. Mereka pun terus mengenang dan menyebut-nyebutnya. Anak-anak mereka melihat apa yang mereka lakukan terhadap patung tersebut. Setelah anak-anak mereka beranak-pinak dan tujuan mengenang Wadd seperti yang dilakukan kaum pertama lenyap, patung Wadd akhirnya dijadikan tuhan oleh cucu-cucu mereka, yang kemudian mereka sembah selain Allah. Patung yang mereka sebut Wadd adalah makhluk pertama yang disembah selain Allah.”

Rangkaian kisah di atas menunjukkan, setiap berhala tersebut disembah oleh sekelompok manusia. Disebutkan, seiring perjalanan waktu, mereka menjadikan patung-patung tersebut berbentuk tiga dimensi agar lebih meyakinkan bagi mereka, setelah itu patung-patung tersebut disembah selain Allah k.

Disebutkan dalam kitab Shaḫîhain dari Rasulullah n, saat Ummu Salamah dan Ummu Habibah menyebut-nyebut gereja yang mereka lihat di Habasyah bernama Maria di dekat Nabi n, keduanya menyebut keindahan dan patung-patung yang ada di sana. Nabi n bersabda, “Mereka itu ketika ada orang saleh meninggal dunia, mereka mendirikan masjid di atas makamnya, lalu mereka membuat patung tersebut. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah l.”[3]





Bersambung... إن شاء الله



#islam #nabinuh #nuh #noah


[1] HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya, Kitab: Sejarah, Bab: Awal mula penciptaan.
[2] Urwah bin Zubair bin Awwam Al-Asadi Abu Abdullah Al-Madani. Baca: Thabaqât Ibni Sa’ad (V/132), Syadzarâtudz Dzahab (V/103), Tadzkiratul Ḫuffâzh (I/62).
[3] Shaḫîḫ Bukhari, Kitab: Shalat, Bab: Menggali kubur orang-orang musyrik Jahiliyah, Shaḫîḫ Muslim, Kitab: Masjid-masjid, Bab: Larangan membangun masjid di atas kuburan.

0 Response to "Kisah Nabi Nuh عليه سلام Bagian 1"

Post a Comment

Harap "Comment as Name/URL" Sertakan url Anda dalam nama untuk kunjungan balik. No active link.